Dunia dan seisinya sudah beribu-ribu tahun lalu diciptakan oleh Allah
SWT sang Maha Pencipta. Dunia ini semakin lama semakin tua dan semakin
rapuh. Sama halnya seperti manusia yang hidup di dalamnya, awalnya
lahir, muda, tua, dan kemudian akan mengalami kematian.
Dahulu di bumi yang kita cintai ini banyak sekali pepohonan yang tumbuh,
hutan-hutan masih lebat dan dipenuhi dengan keanekaragaman hayati. Tapi
kini semua itu sudah musnah, banyak pepohonan yang ditebang secara
besar-besaran dan pengexploitasian hutan terjadi dimana-mana.
Hal tersebut terjadi karena ulah manusia yang semena-mena akan alam
semesta ini. Perilaku manusia saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda
kiamat menurut Al Quran dan HaditsRasulullah SWT. Perilaku-perilaku
manusia yang tidak baik, kekerasan dimana-mana, zina, dan korupsi yang
hampir terjadi di semua Negara. Bukankah hal tersebut termasuk ke dalam
tanda-tanda kiamat?
Kita sebagai umat islam perlu mewaspadai akan hal ini, hal-hal tersebut
terlah terjadi di Negara kita, bahkan di dunia. Di dalam Al Quran dan
hadits sudah jelas tergambar apa yang menjadi tanda-tanda kiamat besar
atau kiamat kubra.
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ
رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ
رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ
قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا
مُنْتَظِرُونَ (158)
Yang mereka nanti-nantikan tidak lain hanyalah kedatangan malaikat
kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan (siksa)
Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya
beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada
dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
(belum)mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah, "Tunggulah
oleh kalian, sesungguhnya kami pun menunggu (pula):" (QS Al-An'am: 158)
Allah Swt. berfirman, mengancam orang-orang kafir yang menentang
rasul-rasul-Nya, mendustakan ayat-ayat-Nya, dan menghalang-halangi
manusia dari jalan-Nya:
{هَلْ يَنْظُرُونَ إِلا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ}
Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada
mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan (siksa) Tuhanmu.
(Al-An'am: 158)
Hal ini pasti terjadi pada hari kiamat nanti.
{أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ}
atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya beberapa ayat
dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya
sendiri. (Al-An'am: 158)
Demikian itu terjadi sebelum hari kiamat dan termasuk salah satu alamat
bagi kedatangan hari kiamat, yaitu di saat mereka menyaksikan sesuatu
dari tanda-tanda kiamat tersebut.
قَالَ الْبُخَارِيُّ فِي تَفْسِيرِ هَذِهِ الْآيَةِ: حَدَّثَنَا مُوسَى
بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا عُمَارَةُ،
حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة، حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبها،
فَإِذَا رَآهَا النَّاسُ آمَنَ مَنْ عَلَيْهَا. فَذَلِكَ حِينَ {لَا
يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ}
Imam Bukhari sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada
kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Imarah, telah
menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Hari kiamat tidak akan
terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila manusia
melihat matahari terbit dari arah barat, maka berimanlah semua orang
yang ada di bumi. Yang demikian itu terjadi ketika: tidak bermanfaat
lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum
itu. (Al-An'am: 158)
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَر،
عَنْ هَمَّام بْنِ مُنَبِّه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا
النَّاسُ آمَنُوا أَجْمَعُونَ، وَذَلِكَ حِينَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا
إِيمَانُهَا" ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ.
Telah menceritakan kepada kami lshaq, telah menceritakan kepada kami
Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu
Munabbih, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah
barat. Apabila matahari terbit dari arah barat dan manusia melihatnya,
maka mereka semuanya beriman. Yang demikian itu terjadi di saat iman
seseorang tidak bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman
sebelum(peristiwa itu). Kemudian Nabi Saw. membacakan ayat ini.
Hal yang sama telah diriwayatkan melalui dua arah: Arah yang pertama
diketengahkan oleh Jamaah lainnya di dalam kitab masing-masing, kecuali
Imam Turmuzi, melalui berbagai jalur dari Imarah ibnul Qa'qa' ibnu
Syubramah, dari Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah dengan
lafaz yang sama. Adapun arah yang kedua diriwayatkan dari Ishaq tanpa
dinisbatkan kepada orang tuanya; menurut suatu pendapat Ibnu Mansur
Al-Kausaj, dan menurut pendapat yang lainnya disebutkan Ishaq ibnu Nasr.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Rafi' Al-Jandisaburi, keduanya (Ishaq dan Muhammad ibnu Rafi’) dari Abdur Razaq.
Hadis ini memang telah disebutkan melalui berbagai jalur dari Abu
Hurairah, sebagaimana Imam Muslim pun meriwayatkannya secara munfarid
melalui hadis Al-A'la ibnu Abdur Rahman ibnu Ya’qub maula Al-Hirqah,
dari ayahnya, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا ابْنُ
فُضَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ثَلَاثٌ إِذَا
خَرَجْنَ {لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ
قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا} طُلُوعُ الشَّمْسِ من
مغربها، والدجال، ودابة الأرض".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari ayahnya, dari Abu Hazim, dari
Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ada
tiga perkara, apabila telah muncul, maka tidak bermanfaat iman
seseorang bagi dirinya bila sebelum itu ia tidak beriman; atau (telah
beriman), tetapi tidak pernah melakukan suatu kebaikan pun dalam
imannya, yaitu: Terbitnya matahari dari arah barat, Dajjal, dan dabbah
(hewan dari) bumi.
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Waki', dari Fudail ibnu Gazwan, dari Abu
Hazim Salman, dari Abu Hurairah,di dalam lafaznya disebutkan 'Dukhan'
(Asap).
Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah dan Zuhair ibnu Harb. dari Waki'.
Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, begitu juga Imam Turmuzi melalui
bukan hanya satu jalur, dari Fudail ibnu Gazwan dengan lafaz yang
sama.
Ishaq ibnu Abdullah Al-Qurawi telah meriwayatkannya dari Malik, dari
Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah. Tetapi tidak ada seorang
pun dari pemilik kitab hadis yang meriwayatkannya dari jalur ini karena
ke-daif-an (kelemahan) yang ada pada Al-Qurawi.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا
شُعَيْبُ بْنُ اللَّيْثِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ،
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا
طَلَعَتْ آمَنَ النَّاسُ كُلُّهُمْ، وَذَلِكَ حِينَ {لَا يَنْفَعُ نَفْسًا
إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ} الْآيَةَ
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu
Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnul Lais, dari
ayahnya, dari Ja'far ibnu Rabi'ah, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz
Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah
baratnya. Apabila matahari terbit dari arah baratnya, maka semua manusia
beriman. Yang demikian itu terjadi di saat iman seseorang tidak
bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman sebelumnya.
Ibnu Lahi'ah meriwayatkannya dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah dengan
lafaz yang sama. Waki’ meriwayatkannya dari Fudail ibnu Gazwan, dari Abu
Hazim, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama. Semua jalur di atas
diketengahkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab
tafsirnya.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثْنَا الْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ أَيُّوبَ، عَنِ ابْنِ
سِيرين، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ
مِنْ مَغْرِبِهَا، قُبِل مِنْهُ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu
Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, bahwa telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Ayyub, dari Ibnu Sirin, dari Abu
Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang
siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari arah baratnya, maka
tobatnya diterima.
Tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab yang sittah (enam orang) yang mengetengahkannya.
Hadis lain dari Abu Zar Al-Gifari di dalam kitab Sahihain dan lain-lainnya melalui berbagai jalur:
عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ شَرِيكٍ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُب بْنِ جُنَادة، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تَدْري أَيْنَ
تَذْهَبُ الشَّمْسُ إِذَا غَرَبَتْ؟ ". قُلْتُ: لَا أَدْرِي، قَالَ:
"إِنَّهَا تَنْتَهِي دُونَ الْعَرْشِ، ثُمَّ تَخِرُّ سَاجِدَةً، ثُمَّ
تَقُومُ حَتَّى يُقَالَ لَهَا: ارْجِعِي فَيُوشِكُ يَا أَبَا ذَرٍّ أَنْ
يُقَالَ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، وَذَلِكَ حِينَ: {لَا
يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ}
dari Ibrahim ibnu Yazid ibnu Syarik At-Taimi, dari ayahnya, dari Abu Zar
(yaitu Jundub ibnu Junadah r.a.) yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: "Tahukah kamu, ke manakah matahari itu pergi apabila
tenggelam?” Saya (Abu Zar) menjawab, "Saya tidak tahu.” Rasul Saw.
bersabda, "Sesungguhnya matahari itu (apabila tenggelam) sampai ke
bagian bawah Arasy, lalu menyungkur bersujud (kepada Allah), kemudian
bangkit dan dikatakan kepadanya, "Kembalilah kamu, " maka sudah dekat
masanya, hai Abu Zar, akan dikatakan kepada matahari, 'Kembalilah kamu
dari tempat kamu datang.' Yang demikian itu terjadi di saat, 'Tidak
bermanfaat iman seseorang bagi dirinya selagi ia tidak beriman
sebelumnya'(Al-An'am: 158)"
Hadis yang lain dari Huzaifah ibnu Usaid ibnu Abu Syarihah Al-Gifari r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ
فُرَات، عَنْ أَبِي الطُّفَيْل، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ
الْغِفَارِيِّ قَالَ: أَشْرَفَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غُرْفَةٍ، وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ السَّاعَةَ،
فَقَالَ: "لَا تقوم الساعة حَتَّى تَرَوْا عَشْرَ آيَاتٍ: طُلوع الشَّمْسِ
مِنْ مَغْرِبها، والدُّخَان، وَالدَّابَّةُ، وَخُرُوجُ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ، وَخُرُوجُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، وَالدَّجَّالُ، وَثَلَاثَةُ
خُسوف: خَسْف بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ
بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْر عَدَن تَسُوقُ -أَوْ:
تَحْشُرُ -النَّاسَ، تَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا، وتَقيل مَعَهُمْ
حَيْثُ قَالُوا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari
Furat, dari Abut Tufail, dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari yang
menceritakan, "Rasulullah Saw. menghampiri kami dari kamarnya, saat itu
kami sedang berbincang-bincang mengenai perkara hari kiamat. Maka
Rasulullah Saw. bersabda: 'Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian
melihat sepuluh tanda-tandanya, yaitu terbitnya matahari dari arah
baratnya, (keluarnya) asap, dabbah (hewan),munculnya ya-juj dan ma-juj,
keluarnya Nabi Isa ibnu Maryam, munculnya Dajjal, terjadinya tiga gempa
(gempa besar di timur, gempa besar di barat, dan gempa besar di Jazirah
Arabia) serta munculnya api dari pedalaman 'Adh, api itu menggiring atau
menghimpunkan manusia; ia menginap bersama mereka di mana pun mereka
menginap dan istirahat siang hari bersama mereka di mana pun mereka
beristirahat siang hari'."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahlus Sunan yang
empat orang melalui hadis Furat Al-Qazzaz, dari Abut Tufail (yaitu Amir
ibnu Wasilah), dari Huzaifah ibnu Usaid dengan lafaz yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Hadis yang lain dari Huzaifah ibnul Yaman r.a. As-Sauri telah
meriwayatkan dari Mansur, dari Rib'i, dari Huzaifah yang mengatakan
bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.”Wahai Rasulullah, apakah
pertanda akan terbitnya matahari dari arah baratnya?" Maka Nabi Saw.
menjawab melalui sabdanya:
"تَطُولُ تِلْكَ اللَّيْلَةُ حَتَّى تَكُونَ قَدْر لَيْلَتَيْنِ،
فَبَيْنَمَا الَّذِينَ كَانُوا يُصَلُّونَ فِيهَا، يَعْمَلُونَ كَمَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ قَبْلَهَا وَالنُّجُومُ لَا تَسْرِي، قَدْ قَامَتْ
مَكَانَهَا، ثُمَّ يَرْقُدُونَ، ثُمَّ يَقُومُونَ فَيُصَلُّونَ، ثُمَّ
يَرْقُدُونَ، ثُمَّ يَقُومُونَ فَيَطُلُّ عَلَيْهِمْ جُنُوبُهُمْ، حَتَّى
يَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ اللَّيْلُ، فَيَفْزَعُ النَّاسُ وَلَا يُصْبِحُونَ،
فَبَيْنَمَا هُمْ يَنْتَظِرُونَ طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَشْرِقِهَا إِذْ
طَلَعَتْ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا رَآهَا النَّاسُ آمَنُوا، وَلَا
يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ"
Malam itu sangat panjang hingga panjangnya sama dengan dua malam. Maka
terbangunlah orang-orang yang dahulunya selalu mengerjakan salat di
waktu itu, lalu mereka mengerjakan apa yang biasa mereka lakukan
sebelumnya, sedangkan biniang-bintang tidak kelihatan, semuanya
tenggelam di tempatnya masing-masing. Kemudian mereka tidur, lalu bangun
dan kembali mengerjakan salatnya, lalu tidur lagi dan bangun
(sesudahnya), lambung mereka merasa enggan untuk tidur lagi dan malam
terasa amat panjang oleh mereka. Semua manusia merasa terkejut karena
mereka tidak mengalami pagi hari. Ketika mereka sedang menunggu
terbitnya matahari dari arah timurnya, tiba-tiba matahari terbit dari
arah baratnya. Maka apabila manusia telah melihatnya, berimanlah mereka,
tetapi iman mereka tidak memberi manfaat bagi diri mereka.
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya, tetapi hadis ini tidak didapat di dalam sesuatu pun dari kitab sittahyang melalui jalur ini.
Hadis yang lain dari Abu Sa'id Al-Khudri yang nama aslinya ialah Sa'd ibnu Malik ibnu Sinan r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
لَيْلَى، عَنْ عَطِيَّةَ العَوْفي، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْري، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ
آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا} قَالَ: "طُلُوعُ
الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila, dari Atiyyah Al-Aufi, dari Abu
Sa'id Al-Khudri r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan firman-Nya: Pada
hari datangnya beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman
seseorang kepada dirinya sendiri. (Al-An'am: 158) Nabi Saw. bersabda:
Terbitnya matahari dari arah baratnya.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Sufyan ibnu Waki', dari ayahnya dengan
lafaz yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
garib.Sebagian dari mereka meriwayatkannya tanpa me-rafa'-kannya
(menyampaikan sanadnya kepada Rasulullah Saw.).
Di dalam hadis Talut ibnu Abbad. dari Fudal ibnu Jubair, dari Abu Umamah
Sada ibnu Ajlan disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"أن أوّلَ الْآيَاتِ طلوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا"
Sesungguhnya mula-mula pertanda kiamat ialah terbitnya matahari dari arah baratnya.
Di dalam hadis Asim ibnu Abun Nujud, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Safwan
ibnu Assal dikatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda:
"إِنَّ اللَّهَ فَتَحَ بَابًا قَبْلَ الْمَغْرِبِ عَرْضُهُ سَبْعُونَ
عَامًا لِلتَّوْبَةِ" قَالَ: "لَا يُغْلَقُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ
مِنْهُ".
Sesungguhnya Allah membuka sebuah pintu di arah barat yang lebarnya
perjalanan tujuh puluh tahun untuk pintu tobat; pintu itu tidak akan
ditutup hingga matahari terbit darinya.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dinilai sahih oleh Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah dalam suatu hadis yang cukup panjang.
Hadis yang lain dari Abdullah ibnu Abu Aufa.
قَالَ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ دُحَيم،
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَازِمٍ، حَدَّثَنَا ضِرَارُ بْنُ صُرَد،
حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ زَيد، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ
لَيْلَةٌ تَعْدِلُ ثَلَاثَ لَيَالٍ مِنْ لَيَالِيكُمْ هَذِهِ، فَإِذَا
كَانَ ذَلِكَ يَعْرِفُهَا الْمُتَنَفِّلُونَ، يَقُومُ أَحَدُهُمْ
فَيَقْرَأُ حِزْبَهُ، ثُمَّ يَنَامُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيَقْرَأُ حِزْبَهُ،
ثُمَّ يَنَامُ. فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ صَاحَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ
فِي بَعْضٍ فَقَالُوا: مَا هَذَا؟ فَيَفْزَعُونَ إِلَى الْمَسَاجِدِ،
فَإِذَا هُمْ بِالشَّمْسِ قَدْ طَلَعَتْ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَضَجَّ
النَّاسُ ضَجَّةً وَاحِدَةً، حَتَّى إِذَا صَارَتْ فِي وَسَطِ السَّمَاءِ
رَجَعَتْ وَطَلَعَتْ مِنْ مَطْلِعِهَا". قَالَ: "حِينَئِذٍ لَا يَنْفَعُ
نَفْسًا إِيمَانُهَا".
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Ali ibnu Dahim, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hazim, telah
menceritakan kepada kami Diraribnu Sard, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Fudail, dari Sulaiman ibnu Zaid, dari Abdullah ibnu Abu Aufa yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sungguh
kelak akan datang kepada manusia suatu malam yang panjangnya sama dengan
tiga malam dari malam-malam kalian sekarang ini. Apabila hal itu
terjadi, maka diketahui oleh orang-orang yang biasa mengerjakan salat
sunat (di malam hari). Seseorang dari mereka bangun, lalu membaca hizib
(bacaan Al-Qur’an)nya, kemudian tidur lagi, lalu bangun dan berdiri
(salat) seraya membaca hizibnya, kemudian tidur lagi. Ketika mereka
(orang-orang yang salat sunat malam hari) dalam keadaan demikian,
tiba-tiba sebagian dari orang-orang dengan sebagian yang lain saling
menjerii, lalu mereka berkata, "Apakah yang terjadi?” Kemudian mereka
berhamburan menuju masjid-masjid. Tiba-tiba mereka melihat matahari
terbit, hingga matahari itu sampai di pertengahan langit, maka matahari
kembali lagi ke tempat terbitnya.Nabi Saw. melanjutkan sabdanya, "Saat
itu tidak bermanfaat iman seseorang bagi dirinya."
Hadis ini garib bila dipandang dari jalur ini, dan hadis ini tidak terdapat dalam suatu kitab pun dari kitab sittah.
Hadis yang lain dari Abdullah ibnu Amr.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ،
حَدَّثَنَا أَبُو حَيَّانَ، عَنْ أَبِي زُرْعَة بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ
قَالَ: جَلَسَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلَى مَرْوَانَ
بِالْمَدِينَةِ فَسَمِعُوهُ يَقُولُ -وَهُوَ يُحَدِّثُ فِي الْآيَاتِ -:
إِنَّ أَوَّلَهَا خُرُوجُ الدَّجَّالِ. قَالَ: فَانْصَرَفَ النَّفَرُ إِلَى
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَحَدَّثُوهُ بِالَّذِي سَمِعُوهُ مِنْ
مَرْوَانَ فِي الْآيَاتِ، فَقَالَ لَمْ يَقُلْ مَرْوان شَيْئًا قَدْ
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
مِثْلِ ذَلِكَ حَدِيثًا لَمْ أَنْسَهُ بَعْدُ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنْ أَوَّلَ الْآيَاتِ
خُرُوجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ ضُحًى،
فَأَيَّتُهُمَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَالْأُخْرَى عَلَى
أَثَرِهَا". ثُمَّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ -وَكَانَ يَقْرَأُ الْكُتُبَ -:
وَأَظُنُّ أَوَّلَهَا خُرُوجًا طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا،
وَذَلِكَ أَنَّهَا كُلَّمَا غَرَبَتْ أَتَتْ تَحْتَ الْعَرْشِ فَسَجَدَتْ
وَاسْتَأْذَنَتْ فِي الرُّجُوعِ فَأُذِنَ لَهَا فِي الرُّجُوعِ، حَتَّى
إِذَا بَدَا اللَّهُ أَنْ تَطْلُعَ مِنْ مَغْرِبِهَا فَعَلَتْ كَمَا
كَانَتْ تَفْعَلُ: أَتَتْ تَحْتَ الْعَرْشِ فَسَجَدَتْ وَاسْتَأْذَنَتْ فِي
الرُّجُوعِ، فَلَمْ يُرَدَّ عَلَيْهَا شَيْءٌ، ثُمَّ تستأذنُ فِي
الرُّجُوعِ فَلَا يُرَدُّ عَلَيْهَا شَيْءٌ، ثُمَّ تَسْتَأْذِنُ فَلَا
يُرَدُّ عَلَيْهَا شَيْءٌ، حَتَّى إِذَا ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ
اللَّهُ أَنْ يَذْهَبَ، وَعَرَفَتْ أَنَّهُ إِذَا أَذِنَ لَهَا فِي
الرُّجُوعِ لَمْ تُدْرِكِ الْمَشْرِقَ، قَالَتْ: رَبِّي، مَا أَبْعَدَ
الْمَشْرِقَ. مَنْ لِي بِالنَّاسِ. حَتَّى إِذَا صَارَ الْأُفُقُ كَأَنَّهُ
طَوْقٌ اسْتَأْذَنَتْ فِي الرُّجُوعِ، فَيُقَالُ لَهَا: مِنْ مَكَانِكِ
فَاطْلَعِي. فَطَلَعَتْ عَلَى النَّاسِ مِنْ مَغْرِبِهَا"، ثُمَّ تَلَا
عَبْدُ اللَّهِ هَذِهِ الْآيَةَ: {لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ
تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ } الْآيَةَ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan, dari Abu Zar'ah,
dari Amr ibnu Jarir yang mengatakan bahwa ada tiga orang dari kalangan
kaum muslim duduk di dalam majelis Marwan di Madinah, lalu mereka
mendengarnya menceritakan perihal tanda-tanda hari kiamat, antara lain
ia mengatakan bahwa mula-mula tandanya adalah muncul Dajjal. Amr ibnu
Jarir melanjutkan kisahnya bahwa lalu ketiga orang itu menuju ke tempat
Abdullah ibnu Amr dan menceritakan apa yang baru mereka dengar dari
Marwan tentang tanda-tanda hari kiamat. Maka Abdullah ibnu Amr berkata,
"Marwan tidak mengatakan sesuatu pun (yang benar). Saya hafal hadis dari
Rasulullah Saw. yang mengatakan: 'Sesungguhnya mula-mula pertanda hari
kiamat yang muncul ialah terbitnya matahari dari arah baratnya,
munculnya dabbah (hewan)Duha. Maka mana saja di antara keduanya yang
muncul, pasti akan diiringi oleh lainnya'. Kemudian Abdullah berkata dia
adalah orang yang suka membaca kitab-kitab terdahulu bahwa menurut
dugaannya pertanda kiamat yang paling pertama munculnya ialah terbitnya
matahari dari arah baratnya. Demikian itu karena setiap kali matahari
tenggelam, matahari datang ke Arasy dan bersujud (kepada Allah), lalu
meminta izin untuk kembali, maka diizinkan baginya untuk kembali. Hingga
apabila Allah berkehendak menerbitkan matahari dari arah baratnya,
maka saat matahari melakukan seperti kebiasaannya dan datang ke bawah
Arasy, lalu bersujud dan meminta izin untuk kembali terbit, maka tidak
dijawab dengan suatu jawaban pun. Kemudian matahari meminta izin untuk
kembali, tetapi tidak dijawab dengan suatu jawaban pun, hingga
berlalulah sebagian dari malam hari menurut apa yang dikehendaki Allah,
sedangkan matahari mengetahui jika ia diizinkan kembali, pasti ia tidak
dapat mengejar arah timur, lalu ia berkata, "Wahai Tuhanku, alangkah
jauhnya arah timur, siapakah yang menggantikan ku untuk manusia?" Ketika
cakrawala telah menjadi seperti kalungan bunga, matahari diizinkan
untuk terbit, lalu dikatakan kepadanya, "Terbitlah dari tempatmu
sekarang." Maka terbitlah matahari dari arah baratnya. Selanjutnya
Abdullah ibnu Amr membacakan firman-Nya: tidaklah bermanfaat lagi iman
seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.
(Al-An'am: 158), hingga akhir ayat.
Hadis diketengahkan oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya dan Imam
Abu Daud serta Imam Ibnu Majah di dalam kitab sunan masing-masing
melalui hadis Abu Hayyan At-Taimi yang nama aslinya adalah Yahya ibnu
Sa'id ibnu Hayyan, dari Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir dengan lafaz yang
sama.
Hadis yang lain.
قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ خَالِدِ
بْنِ حَبَّانَ الرَّقِّي، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ -بْنِ
زِبْرِيقٍ الْحِمْصِيُّ -حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ كَثِيرِ
بْنِ دِينَارٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الحُبُلي عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا خَرَّ إِبْلِيسُ
سَاجِدًا يُنَادِي وَيَجْهَرُ: إِلَهِي، مُرْني أَنْ أَسْجُدَ لِمَنْ
شِئْتَ". قَالَ: "فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ زَبَانِيَتُهُ فَيَقُولُونَ: يَا
سَيِّدَهُمْ، مَا هَذَا التَّضَرُّعُ؟ فَيَقُولُ: إِنَّمَا سَأَلْتُ رَبِّي
أَنْ يُنْظِر إِلَى الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ، وَهَذَا الْوَقْتُ
الْمَعْلُومُ". قَالَ "ثُمَّ تَخْرُجُ دَابَّةُ الْأَرْضِ مِنْ صَدْع فِي
الصَّفَا". قَالَ: "فَأَوَّلُ خطوة تضعها بأنطاكيا، فَتَأْتِي إِبْلِيسَ
فَتَخْطمه
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yahya
ibnu Khalid ibnu Hayyan Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ishaq
ibnu Ibrahim ibnu Zuraiq Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Usman
ibnu Sa'id ibnu Kasir ibnu Dinar, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Lahi'ah, dari Yahya ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli. dari
Abdullah ibnu Amr Ibnul As yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Apabila matahari terbit dari arah baratnya, maka iblis
menyungkur bersujud seraya berseru dengan suara kerasnya, "Wahai
Tuhanku, perintahkanlah kepadaku untuk sujud kepada orang yang Engkau
kehendaki" Maka para malaikat juru siksanya berkumpul mengerumuninya,
semuanya mengatakan, "Apakah yang sedang kamu pinta dengan
merintih-rintih?” Iblis menjawab, "Sesungguhnya saya hanya meminta
kepada Tuhanku agar memberikan masa tangguh sampai hari yang telah
dimaklumi (hari kiamat),dan sekarang telah tiba masanya.” Kemudian
muncullah hewan bumi dari retakan Bukit Safa, mula-mula ia menginjak
kota Intakiyah, lalu datang kepada iblis dan langsung menamparnya.
Hadis ini garib sekali dan sanadnya daif. Barangkali kisah ini didapat
dari dua tawanan wanita yang berhasil diperoleh Abdullah ibnu Amr dalam
Perang Yarmuk. Adapun mengenai predikat marfu-nya hadis ini merupakan
suatu hal yang diingkari.
Hadis yang lain dari Abdullah ibnu Amr, Abdur Rahman ibnu Auf, dan Mu'awiyah ibnu Abu Sufyan radiyallahu anhum ajmain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ ضَمْضَم بْنِ زُرْعَة، عَنْ شُرَيح بْنِ
عُبَيْدٍ يَرُدُّهُ إِلَى مَالِكِ بْنِ يُخَامر، عَنِ ابْنِ السَّعْدِيِّ؛
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا
تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ مَا دَامَ الْعَدُوُّ يُقَاتِلُ". فَقَالَ
مُعَاوِيَةُ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ
عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الْهِجْرَةَ خَصْلَتَانِ: إِحْدَاهُمَا تَهْجُرُ
السَّيِّئَاتِ، وَالْأُخْرَى تُهَاجِرُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَلَا
تَنْقَطِعُ مَا تُقِبِّلَتِ التَّوْبَةُ، وَلَا تَزَالُ التَّوْبَةُ
مَقْبُولَةً حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ فَإِذَا طَلَعَتْ
طُبِعَ عَلَى كُلِّ قَلْبٍ بِمَا فِيهِ، وَكُفِيَ النَّاسُ الْعَمَلَ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu
Nafi', telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, dari Damdam
ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid yang ia kembalikan kepada Malik
ibnu Yukhamir, dari Ibnus Sa'di, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Hijrah tidak terputus selagi musuh masih terus berperang. Maka
Mu'awiyah, Abdur Rahman ibnu Auf, dan Abdullah ibnu Amr ibnul As
mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya hijrah itu ada dua macam, yang salah satunya ialah hijrah
meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, dan yang lainnya ialah hijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya Hijrah tidak akan terputus selagi pintu tobat
masih terbuka dan tobat masih tetap diterima sebelum matahari terbit
dari arah baratnya Maka apabila matahari terbit dari arah baratnya, maka
ditutuplah semua hati dengan apa yang terkandung di dalamnya, dan
cukuplah amal perbuatan bagi manusia.
Hadis ini hasan sanadnya, tetapi tidak ada seorang pun dari pemilik kitab sittah yang mengetengahkannya.
Hadis yang lain dari Ibnu Mas'ud r.a. Auf Al-A'rabi telah meriwayatkan
dari Muhammad ibnu Sirin, telah menceritakan kepadaku Abu Ubaidah, dari
Ibnu Mas'ud, bahwa ia pernah menuturkan perihal tanda-tanda hari kiamat,
maka ia mengatakan bahwa semuanya telah ada kecuali empat perkara,
yaitu: Terbitnya matahari dari arah baratnya, munculnya Dajjal, dabbatul
ard (hewan dari bumi), serta munculnya Ya-juj dan Ma-juj.
Abu Ubaidah mengatakan bahwa Ibnu Mas'ud mengatakan, tanda yang menutup
semua amal perbuatan ialah terbitnya matahari dari arah baratnya.
Tidakkah Anda melihat bahwa Allah Swt. telah berfirman: Pada hari
datangnya beberapa ayat Tuhanmu. (Al-An'am: 158), hingga akhir ayat.
Yakni terbitnya matahari dari arah baratnya.
Hadis Ibnu Abbas r.a. diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar ibnu
Murdawaih di dalam kitab tafsirnya melalui hadis Abdul Mun'im ibnu
Idris, dari ayahnya, dari Wahb ibnu Munabbih, dari Ibnu Abbas secara
Marfu’. Lalu Ibnu Murdawaih menuturkan sebuah hadis yang cukup panjang
berpredikat garib lagi munkar bila dikatakan marfu. Di dalamnya
disebutkan bahwa matahari dan bulan pada hari itu sama-sama terbit dari
arah barat; apabila telah sampai di tengah-tengah langit, maka keduanya
kembali lagi ke tempat terbitnya. Pada garis besarnya hadis ini garib
sekali, bahkan munkar atau maudu', jika didakwakan bahwa ia marfu’.
Adapun mengenai predikat mauquf-nya hanya sampai pada Ibnu Abbas atau
Wahb ibnu Munabbih, maka hal ini lebih mendekati kebenaran dan dapat
diterima.
Sufyan meriwayatkan dari Mansur, dari Amir, dari Siti Aisyah r.a. yang
mengatakan bahwa apabila pertanda kiamat yang pertama telah muncul, maka
para malaikat pencatat amal perbuatan menahan diri dan menghentikan
tugasnya, lalu semua jasad (manusia) mempersaksikan amal perbuatannya
masing-masing. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Firman Allah Swt.:
{لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ}
Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu.(Al-An'am: 158)
Yakni apabila orang kafir mulai beriman pada hari pemunculan sebagian
tanda-tanda Tuhan (hari kiamat), maka imannya tidak dapat diterima.
Adapun orang yang telah beriman sebelum itu dan ia berbuat baik dalam
amalnya, maka ia mendapat pahala yang besar. Jika ia belum pernah
melakukan suatu amal kebaikan pun, lalu ia melakukan tobat pada hari
itu, maka tobatnya tidak dapat diterima. Demikianlah menurut apa yang
ditunjukkan oleh hadis-hadis terdahulu. Berdasarkan pengertian ini pula
ditakwilkan firman Allah Swt. berikut, yaitu:
{أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا}
atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. (Al-An'am: 158)
Yakni tidak diterima usaha amal saleh seseorang apabila ia belum pernah melakukannya sebelum itu.
Firman Allah Swt.:
{قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ}
Katakanlah, "Tunggulah oleh kalian, sesungguhnya kami pun menunggu (pula)," (Al-An'am: 158)
Makna ayat ini mengandung ancaman yang keras kepada orang-orang kafir
dan peringatan yang tegas terhadap orang yang menangguh-nangguhkan iman
dan tobatnya sampai pada hari yang hal itu tidak membawa manfaat bagi
dirinya.
Sesungguhnya ketentuan tersebut hanya terjadi bilamana matahari terbit
dari arah baratnya, karena hari kiamat telah dekat dan semua pertandanya
telah muncul. Sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ
جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ}
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah
datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran
mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad: 18)
{فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ. فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ
إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا}
Maka tatkala mereka melihat azab Kami mereka berkata, "Kami beriman
hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang
telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada
berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. (Al-Mu’min:
84-85), hingga akhir ayat.
Hari kiamat pasti akan tiba, tetapi kapannya tidaka dapat diprediksi
secara jelas kecuali Allah yang maha mengetahui. Uraian diatas mengenai
tanda-tanda kiamat sughra adalah sedikit gambaran bahwa zaman ini adalah
zaman akhir yang akan menjumpai adanya kiamat. Hadis-hadis dan
ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang adanya hari kiamat
memberikan kita peringatan dan pengingat bahwa masih ada kehidupan
setelah kematian. Dan segala tindak-tanduk kita selama di Dunia akan
dimintai pertanggung jawaban nantinya. Untuk itu kita harus benar-benar
berperilaku sesuai dengan al-Quarn dan Sunah.
Tanda-tanda kiamat seperti wanita yang berpakain tetapi telanjang,
merajalelanya khamr, hilangnya para ulama yang shalih, merajalelanya
riba dll. Adalah sebuah tanda bahwa kita sebentar lagi akan menemui
tentang kematian yang akbar. Alloh dan Rosul-Nya telah mengingatkan
sejak dahulu lewat Firman Alloh dan hadis-hadis Nabi. Supaya kita lebih
berhati-hati lagi dalam bertindak dan berucap.
Sebenarnya masih banyak lagi tanda-tanda kiamat yang mungkin penulis
belum bisa mencantumkannya. Tetapi semoga dengan sedikit uraian di atas
tadi dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh Subhanahu
Wata'ala.