SURAT AL-FATH
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1)
- 1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata
Surat
ini turun kepada Rosululloh r ketika beliau kembali dari Hudaibiyyah
pada bulan Dzul Qo’dah tahun keenam hijriyyah, ketika kaum musyrikin
menghalangi beliau untuk menunaikan umroh ke masjidil harom. Kaum
musyrikin menawarkan perdamaian dan Rosululloh r bersama para sahabat
disuruh kembali (tidak boleh melakukan umroh) di tahun ini, kemudian
boleh melakukan umroh di tahun yang akan datang, kemudian Rosululloh r
menerima tawaran itu dalam keadaan sebagian sahabat tidak menyukai
perdamaian itu, di antaranya Umar bin Khotthob t. Dan dijadikan
perdamaian ini merupakan suatu kemenangan dengan tinjauan maslahatnya
yang besar. Maka yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah
perdamaian Hudaibiyyah bukan kemenangan menaklukkan mekkah, sebagaimana
diriwayatkan dari Ibnu Masud: “Kalian menganggap yang dimaksud dengan
kemenangan adalah kemenangan menaklukkan Mekkah, dan kami menganggapnya
adalah perdamaiaan Hudaibiyyah” demikian juga dikatakan oleh Jabir dan
Al-Baro’.
Imam Bukhori meriwayatkan dari hadits Aslam t beliau berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسِيرُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَسِيرُ مَعَهُ لَيْلًا فَسَأَلَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَنْ شَيْءٍ فَلَمْ يُجِبْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثَكِلَتْ أُمُّ عُمَرَ نَزَرْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ كُلَّ ذَلِكَ لَا يُجِيبُكَ قَالَ عُمَرُ فَحَرَّكْتُ بَعِيرِي ثُمَّ تَقَدَّمْتُ أَمَامَ النَّاسِ وَخَشِيتُ أَنْ يُنْزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَمَا نَشِبْتُ أَنْ سَمِعْتُ صَارِخًا يَصْرُخُ بِي فَقُلْتُ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ نَزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ ﴿إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا﴾
“Bahwasanya
Rosululloh r berjalan di sebagian safarnya dan Umar bin Khotthob t
berjalan bersamanya disuatu malam, kemudian Umar t menanyakan sesuatu
kepada beliau dan beliau tidak menjawabnya, kemudian Umar t
menanyakannya lagi beliau tidak menjawabnya, kemudian Umar t
menanyakannya lagi beliaupun tidak menjawabnya, lalu Umar t berkata pada
dirinya sendiri: “Celakalah kamu Umar, kamu mendesak Rosululloh r
sebanyak tiga kali, semua itu Rosululloh r tidak memenuhinya.” Umar
berkata: ”Aku gerakkan tungganganku kemudian aku maju di depan manusia
karena khawatir akan diturunkan ayat padaku, tidak lama kemudian aku
mendengar seseorang meneriaki aku, maka aku berkata: “Aku telah takut
akan turunnya ayat Alqur’an padaku maka aku datangi Rosululloh r dan aku
mengucapkan salam kepadanya, kemudian beliau berkata: “Telah diturunkan kepadaku malam ini suatu surat yang lebih aku sukai daripada terbitnya matahari“, kemudian beliau membaca :
﴿إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا﴾
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2)
- 2. supaya Alloh memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan membimbing kamu kepada jalan yang lurus,
Ini
merupakan kekhususan Rosululloh r semua dosanya diampuni baik yang
telah lalu ataupun yang akan datang, tidak seorangpun dari dari selain
beliau yang mendapatkan keutamaan ini. Rosululloh r adalah makhluk yang
paling mulia dari makhluk-makhluk Alloh Y, tidak ada seorangpun yang
lebih mulia dari beliau, dan beliau adalah makhluk yang paling taat
kepada Alloh Y, di antara wujud ketaatannya adalah beliau menerima
tawaran perdamaian Hudaibiyyah yang itu tegak dengan perintah Alloh Y.
Serta Alloh Y menyempurnakan nikmatnya kepada Rosululloh Y di dunia dan
akhiratnya serta membimbingnya kepada jalan yang lurus berupa syariat
yang telah disyariatkan Alloh Y.
وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (3)
Yang demikian itu karena Rosululloh r tunduk dan taat kepada perintah
Alloh Y, dengan sebab itu Alloh Y mengangkat derajatnya dan menolongnya
dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh
t:
وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله
“Tidaklah Alloh Y menambah kepada seorang hamba dengan sifat pemaafnya melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadhu’ karena Alloh Y melainkan Alloh Y akan mengangkat derajtnya.” HR. Muslim
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4)
Yaitu menurunkan ketenangan di hati para sahabat pada hari perdamaian
Hudaibiyyah, yang mana mereka memenuhi dan tunduk kepada perintah Alloh
dan RosulNya. Dan ketika hati mereka tenang dan tentram maka keimanan
merekapun bertambah dari pada sebelumnya([13]).
لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا (5)
5.
supaya Dia memasukkan orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya dan supaya Dia menghapusi kesalahan-kesalahan mereka. dan yang
demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Alloh,
Demikianlah ganjaran untuk kaum mu’minin setelah Alloh Y menyebutkan
ganjaran baik untuk Rosululloh r bahwa beliau diampuni dosanya yang
telah lalu dan yang akan datang, sebagaimana dalam hadits Anas t:
نزل على النبي صلى الله عليه و سلم ﴿ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر﴾ مرجعنا من الحديبية فقال النبي صلى الله عليه و سلم: لقد أنزلت على آية أحب إلى مما على الأرض ثم قرأها عليهم النبي صلى الله عليه و سلم فقالوا هنيئا مريئا يا رسول الله لقد بين الله عز و جل لك ماذا يفعل بك فماذا يفعل بنا فنزلت عليهم ﴿ليدخل المؤمنين والمؤمنات جنات﴾ حتى بلغ ﴿فوزا عظيما﴾
“Turun kepada Rosululloh r ﴿ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر﴾waktu kami kembali dari Hudaibiyyah, maka Rosululloh r berkata: “Telah diturunkan kepadaku ayat yang lebih aku sukai dari pada yang ada di muka bumi”
kemudian beliau membacakannya pada mereka, maka merekapun berkata :
alangkah senang dan baik wahai Rosululloh sungguh Alloh Y telah
menjelaskan padamu apa yang akan dilakukan Alloh Y denganmu, maka apa
yang akan dilakukan Alloh Y kepada kami?” maka turunlah ayat untuk
mereka ﴿ليدخل المؤمنين والمؤمنات جنات﴾ sampai ﴿فوزا عظيما﴾ ([14])
Ganjaran ini merupakan keberuntungan yang besar bagi kaum mu’minin, seperti firman Alloh Y:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
185. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (6)
6.
dan supaya Dia mengazab orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan
orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu
berprasangka buruk terhadap Alloh Y. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Alloh Y
memurkai dan melaknat mereka serta menyediakan bagi mereka neraka
Jahannam. dan (neraka Jahannam) Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Mereka berprasangka buruk terhadap hukum Alloh Y dan mengira bahwa
Rosululloh r dan para sahabatnya akan musnah dan binasa, maka Alloh Y
murka dan melaknat mereka yaitu menjauhkan mereka dari rahmatnya.
وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (7)
7. dan kepunyaan Alloh-lah tentara langit dan bumi dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ini merupakan bukti kekuatan Alloh Y, yang dimaksud dengan tentara
langit dan bumi adalah para malaikatnya ataupun angin dan binatang.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (8)
8. Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi dan pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,
Yaitu Rosululloh r diutus sebagai saksi atas para makhluk dan pemberi
kabar gembira buat kaum mu’minin dan pemberi peringatan untuk
orang-orang kafir.
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (9)
9.
supaya kamu sekalian beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya,
mengagungkanNya, memuliakannya-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu
pagi dan petang.([15])
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (10)
10.
bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya
mereka berjanji setia kepada Alloh. Tangan Alloh di atas tangan mereka([16]),
Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar
janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati
janjinya kepada Alloh Maka Alloh akan memberinya pahala yang besar.
Ayat ini berkaitan dengan bai’at yang dikenal dengan bai’at ridhwan
yaitu pada bulan Zulqo’dah tahun keenam Hijriyyah Rosululloh Y beserta
para sahabat hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan ‘umrah dan
melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai
di Hudaibiyah([17])
beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah
untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kaum muslimin. mereka
menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman
ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman
telah dibunuh. Karena itu Nabi r menganjurkan agar kaum muslimin
melakukan bai’ah (janji setia) kepada beliau. merekapun mengadakan janji
setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama Nabi
sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Alloh Y
sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut
Bai’atur Ridwan. Bai’at ini dilakukan di bawah pohon Samur di
Hudaibiyyah. Dan Bai’atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin,
sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk Mengadakan
Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan
Shulhul Hudaibiyah.
Sesungguhnya bai’at ini memiliki keutamaan yang sangat besar sebagaimana dalam hadits Jabir :
لا يدخل النار أحد ممن بايع تحت الشجرة
“ Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut berbai’at di bawah pohon itu (bai’at ridhwan)”([18]).
Karena itu Alloh Y memuji mereka dalam ayat ini.
سَيَقُولُ لَكَ الْمُخَلَّفُونَ مِنَ الْأَعْرَابِ شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا بَلْ كَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (11)
11. orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan keluarga Kami telah merintangi kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Alloh jika Dia menghendaki kemudharatan bagi kalian atau jika Dia menghendaki manfaat bagi kalian. Sebenarnya Alloh Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.
Alloh Y mengkhabarkan tentang kaum yang tidak turut ke Hudaibiyyah, dan
mereka meminta udzur kepada Rosululloh r dengan alasan bahwa mereka
terhalangi dengan keluarga dan harta mereka, kemudian mereka meminta
beliau agar memohonkan ampun untuk mereka. Dan ini hanyalah kedustaan
mereka yang dilontarkan lewat lisan mereka, padahal dalam hati mereka
tidaklah demikian. Karena itu Alloh Y mencela mereka, siapakah yang bisa
menghalangi kehendak Alloh Y jika Alloh Y menginginkan kemudharatan
bagi mereka ataupun manfaat, apakah jika mereka turut bersama Rosululloh
r berarti mereka akan mengalami musibah, atau jika mereka tidak turut
serta dengan beliau berarti mereka akan mendapat keselamatan?! Tidaklah
demikian, di manapun mereka berada maka jika Alloh Y berkehendak akan
keselamatan bagi mereka, maka mereka pasti selamat, dan jika
berkehendak kebinasaan bagi mereka, pasti mereka akan binasa.
بَلْ ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَنْقَلِبَ الرَّسُولُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ أَبَدًا وَزُيِّنَ ذَلِكَ فِي قُلُوبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِ وَكُنْتُمْ قَوْمًا بُورًا (12)
12.
tetapi kalian menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mu’min tidak
sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan
syaitan telah menjadikan kalian memandang baik dalam hati kalian
persangkaan itu, dan kalian telah menyangka dengan sangkaan yang buruk
dan kalian menjadi kaum yang binasa.
Sesungguhnya
tidak ikut sertanya mereka bersama Rosululloh r dalam berperang bukan
berdasarkan udzur atau jenis ketertinggalan orang yang bermaksiat, akan
tetapi jenis ketertinggalan orang yang punya sifat nifaq yang ada dalam
hati mereka, sehingga mereka mengira bahwa Rosululloh r dan para sahabat
mereka akan terbunuh dan binasa tidak akan kembali ke keluarga mereka.
Ini adalah prasangka buruk mereka yang telah mereka anggap baik akibat
rayuan syetan dan bujukannya, maka mereka itu adalah kaum yang binasa.
وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا (13)
13. dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya Maka Sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.
Barangsiapa yang tidak mengikhlaskan amalannya hanya kepada Alloh Y
secara lahir dan batin maka Alloh Y akan mengadzabnya di dalam neraka
Jahannam, walaupun dia menampakkan yang baik di hadapan manusia,
sedangkan hatinya menyembunyikan kekufuran.
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (14)
14.
dan hanya kepunyaan Alloh-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberikan
ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya Alloh Y hanya mengadzab orang-orang yang berhak untuk
diadzab, Alloh Y tidak akan mendzolimi seorangpun, dan tidak akan
mengadzab seseorang jika tidak berhak mendapatkannya, bahkan Alloh Y
mengampuni dosa seseorang selama dosa itu bukan dosa syirik bagi orang
yang Alloh Y kehendaki, sebagaimana Alloh Y berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
48.
Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.
Dan sesungguhnya Alloh Y maha pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadanya.
سَيَقُولُ الْمُخَلَّفُونَ إِذَا انْطَلَقْتُمْ إِلَى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلَامَ اللَّهِ قُلْ لَنْ تَتَّبِعُونَا كَذَلِكُمْ قَالَ اللَّهُ مِنْ قَبْلُ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا بَلْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ إِلَّا قَلِيلًا (15)
15.
orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu
berangkat untuk mengambil barang rampasan: “Biarkanlah Kami, niscaya
Kami mengikuti kamu”; mereka hendak merobah perkataan Alloh. Katakanlah:
“Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Alloh telah
mengatakan sebelumnya”; mereka akan mengatakan: “Sebenarnya kamu dengki
kepada kami”. bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.
Dalam ayat ini Alloh mengkhabarkan tentang keadaaan orang-orang yang
tidak ikut serta bersama Rosululloh r dalam peperangan Hudaibiyyah,
ketika Rosululloh r bersama para sahabat berangkat dalam menaklukkan
Khoibar. Setelah kaum mu’minin berhasil dalam menaklukkan Khoibar,
tiba-tiba mereka (yang tidak ikut perang) meminta agar mereka diizinkan
untuk pergi mengambil bagian dari ghonimah (harta rampasan perang),
sedangkan mereka tidak mau ikut serta dalam peperangan. Maka Alloh Y
memerintahkan kepada Rosululloh r agar tidak mengizinkan mereka ikut
andil dalam ghonimah tersebut sebagai hukuman atas dosa yang telah
mereka perbuat. Sesungguhnya Alloh Y telah menjanjikan kaum mu’minin
yang berangkat berperang menaklukkan Khoibar, mereka akan mendapatkan
ghonimah yang hanya dibagikan untuk mereka saja, dan tidak diberikan
kepada orang-orang yang tidak mau ikut perang. Dan tidaklah terjadi
melainkan sebagaimana yang telah dijanjikan Alloh . Maka inilah makna
firman Alloh Y “Mereka hendak merobah perkataan Alloh”
yaitu hendak merobah janji Alloh Y yang telah dijanjikan kepada kaum
mu’minin yang turut serta dalam peperangan Hudaibiyyah dalam menaklukkan
Khoibar, sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid dan Qotadah dan
Juwaibir dan inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Maka mereka dilarang
untuk ikut keluar bersama kaum mu’minin dalam pembagian ghonimah, karena
Alloh Y telah menjanjikan ghonimah itu hanya untuk kaum mu’minin dari
sebelumnya, sehingga merekapun mengatakan “Sebenarnya kalian dengki kepada kami”, padahal tidaklah demikian, bahkan mereka itulah yang tidak dapat memahami.
قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (16)
16.
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: “Kalian akan
diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kalian
akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika
kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Alloh akan memberikan kepada kalian
pahala yang baik dan jika kalian berpaling sebagaimana kalian telah
berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kalian dengan azab yang
pedih”.
Mereka para badwi yang tidak ikut peperangan Hudaibiyyah akan diajak
untuk memerangi suatu kaum yang memiliki kekuatan besar. Ahli tafsir
berselisih tentang siapakah kaum tersebut. Maka Alloh Y mensyariatkan
jihad dan memerangi mereka sampai mereka terkalahkan atau mereka
menyerahkan diri dan kemudian masuk islam dengan keinginan mereka
sendiri. Jika para badwi tersebut mau mentaati perintah Alloh Y tersebut
maka Alloh Y akan memberi mereka ganjaran yang besar, akan tetapi jika
mereka berpaling sebagaimana dulu mereka berpaling tidak ikut serta
dalam peperangan maka Alloh akan mengazab mereka dengan azab yang
pedih.
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا (17)
17.
tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan
atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). dan Barangsiapa
yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya; niscaya Alloh akan memasukkannya
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa
yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.
Dalam
ayat ini Alloh Y menyebutkan tentang beberapa udzur yeng membolehkan
mereka untuk tidak ikut serta dalam peperangan, seperti buta dan
pincang, dan ini adalah udzur yang terus berlaku padanya, maka kewajiban
jihad gugur darinya selama sifat buta dan pincang tersebut ada pada
dirinya. Dan juga seperti sakit maka ini termasuk udzur baginya untuk
tidak ikut serta dalam peperangan selama dia sakit, namun jika Alloh Y
telah memberikan kesembuhan padanya maka kewajiban jihad itu kembali
padanya. Maka barangsiapa yang mentaati Alloh dan RosulNya dalam seruan
jihad maka Alloh Y akan memasukkannya kedalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan barang siapa yang berpaling dari seruan
jihad maka Alloh Y akan mengazabnya dengan adzab yang pedih, di dunia
diazab dengan kehinaan dan di Akhirat diazab dengan api
neraka.
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا (18)
18.
Sesungguhnya Alloh telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, Maka Alloh mengetahui apa
yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan
memberi Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).
Alloh Y mengkhabarkan tentang keridhoannya terhadap kaum mu’minin yang
membai’at Rosululloh r dalam bai’at ridhwan di bawah pohon Samuroh di
Hudibiyyah, dan Alloh Y mengetahui apa yang ada dalam hati mereka dari
sifat kejujuran dan menunaikan janji dan juga ketaatan mereka, maka
Alloh Y menurunkan ketenangan kepada mereka dan memberi kemenangan yang
berawal dari perdamaian Hudaibiyyah hingga membuahkan kemenangan yang
besar dalam penaklukkan Khoibar kemudian Mekkah dan negeri-negeri yang
lain, dan banyaknya kebaikan yang mereka dapatkan berupa keperkasaan,
kemenangan, derajat yang tinggi di dunia dan akhirat, dan juga harta
ghonimah yang telah dijanjikan Alloh Y, karena itu Alloh Y mengatakan:
وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (19)
19. serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (20)
20.
Alloh menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat
kalian ambil, maka disegerakan-Nya ini untuk kalian dan Dia menahan
tangan manusia dari (membinasakan) kalian (agar kalian mensyukuri-Nya)
dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu’min dan agar Dia
menunjuki kalian kepada jalan yang lurus.
Yang dimaksud dengan disegerakan untuk mereka hal ini adalah ghonimah
dalam penaklukkan Khoibar sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid. Dan
dalam peperangan ini Alloh Y menjaga kaum mu’minin dari keburukan yang
ditujukan oleh para musuh kepada kaum mu’minin dalam peperangan
tersebut, dan Alloh Y juga menjaga keluarga dan isteri yang mereka
tinggal dari keburukan, agar hal itu dijadikan sebagai pelajaran bagi
mereka, sesungguhnya Alloh Y telah menjaga dan menolong mereka dari para
musuh padahal jumlah mereka sangatlah sedikit dibanding dengan jumlah
musuh, sesungguhnya Alloh Y maha mengetahui akan akibat baiknya suatu
perkara dan bahwasannya kebaikan itu adalah apa yang telah dipilih Alloh
Y untuk kaum mu’minin walaupun kaum mu’minin tidak menyukai yang tampak
bagi mereka dari perkara itu, seperti dalam perdamaian Hudaibiyyah,
sebagian kaum mu’minin tidak menyukai perdamaian itu karena secara
tampak bagi mereka itu adalah kerendahan bagi kaum mu’minin, namun Alloh
Y mengetahui akibatnya suatu perkara bahwa perdamaian ini akan membawa
kebaikan yang sangat banyak bagi mereka. Dan Alloh membimbing mereka
kejalan yang lurus dengan sebab tunduknya mereka terhadap perintahNya
dan mentaatiNya dan patuh terhadap Rosululloh r.
وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا (21)
21.
dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas
negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Alloh
telah menentukan-Nya. dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaitu Alloh Y menjanjikan kepada kaum mu’minin akan ghonimah dan
kemenangan-kemenangan yang lain atas negeri-negeri yang belum dapat
mereka taklukkan, maka sungguh Alloh Y telah memudahkan hal itu bagi
mereka dan telah menentukannya.
Ahli tafsir berselisih tentang ghonimah dan kemenangan-kemenangan yang
dimaksud dalam ayat ini, ada yang mengatakan dia adalah kemenangan
dalam penaklukkan Khoibar, dan ada yang mengatakan dalam penaklukkan
Mekkah, ada yang mengatakan penaklukkan Persia dan Rum dan ada yang
mengatakan dia adalah semua kemenangan dan ghonimah.
وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوَلَّوُا الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (22)
22.
dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kalian pastilah mereka
berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada
memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.
Ini merupakan kabar gembira untuk kaum mu’minin, bahwa Alloh Y akan
menolong mereka, dan kaum musyrikin pasti akan melarikan diri membawa
kekalahan, tidak mendapat pelindung tidak pula penolong karena mereka
memerangi Alloh dan Rosul-Nya dan kaum mu’minin.
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا (23)
23.
sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu
sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.
Yang demikian itu merupakan sunnatulloh dan kebiasaan-Nya terhadap
makhluknya, Alloh Y akan memenangkan iman dan mengalahkan kekufuran,
mengangkat kebenaran dan menghapus kebatilan, sebagaimana dalam perang
Badar, Alloh memenangkan kaum mu’minin dan menolong mereka padahal
jumlah dan persiapan mereka sangatlah sedikit.
وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (24)
24.
dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kalian dan
(menahan) tangan kalian dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah
sesudah Alloh memenangkan kalian terhadap mereka, dan adalah Alloh Maha
melihat apa yang kalian kerjakan.
Ini
merupakan karunia Alloh kepada kaum mu’minin, Alloh telah menahan
kaum musyrikin untuk membinasakan kaum mu’minin, demikian pula
sebaliknya, Alloh telah menahan kaum mu’minin untuk memerangi kaum
musyrikin sehingga tidak terjadi peperangan dimasjidil harom, maka Alloh
telah menjaga keduanya untuk saling berperang dan mewujudkan
perdamaian yang membawa kebaikan yang sangat besar untuk kaum mu’minin.
هُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوفًا أَنْ يَبْلُغَ مَحِلَّهُ وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (25)
25.
merekalah orang-orang yang kafir dan yang menghalangi kalian dari
(masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat
(penyembelihan)nya. dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mu’min dan
perempuan-perempuan yang mu’minah yang tiada kalian ketahui, bahwa
kalian akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan
tanpa pengetahuanmu (tentulah Alloh tidak akan menahan tanganmu dari
membinasakan mereka). supaya Alloh memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya
ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah
Kami akan mengazab orang-orang yang kafir di antara mereka dengan azab
yang pedih.
Alloh
mengkhabarkan tentang kaum musyrikin dari kaum Quraiys bahwa merka
itulah yang telah menghalangi kaum mu’minin untuk memasuki masjidil
harom (untuk melakukan haji) dan menghalangi hewan korban mereka untuk
sampai ketempat penyembeihannya, dan ini merupakan kekejian mereka
terhadap kaum mu’minin. Kalaulah bukan karena adanya sebagian orang
beriman di tengah-tengah kaum musyrikin dalam keadaan mereka
menyembunyikan imannya karena takut kaum musyrikin akan membinasakan
mereka, maka tentu Alloh akan menguasakan kaum mu’minin untuk
membinasakan kaum musyrikin dengan memerangi mereka. Akan tetapi Alloh
menahan kaum mu’minin dari peperangan karena sebagian orang-orang
beriman yang menyembunyikan imannya ada di tengah-tengah kaum musyrikin
yang tidak diketahui oleh kaum mu’minin, sehingga bisa jadi sebagian
orang-orang yang beriman itu akan terbunuh di tangan kaum mu’minin
sendiri sehinga mereka akan terjerumus dalam perbuatan dosa, maka Alloh
mengakhirkan kebinasanan kaum musyrikin demi menyelamatkan sebagian
orang yang beriman yang berada di tengah-tengah mereka agar mereka
kembali kepada islam. Seandainya kaum musyrikin itu terpisah dari
sebagian orang beriman yang ada di tengah-tengah mereka, niscaya Alloh
akan menguasakan kaum mu’minin untuk memerangi mereka.
Diriwayatkan dari hadits Abdulloh bin Mughoffal t bahwa beliau berkata :
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ الَّتِي قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: فِي الْقُرْآنِ، وَكَانَ يَقَعُ مِنْ أَغْصَانِ تِلْكَ الشَّجَرَةِ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَسُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «اكْتُبْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ» . فَأَخَذَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بِيَدِهِ، فَقَالَ: مَا نَعْرِفُ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، اكْتُبْ فِي قَضِيَّتِنَا مَا نَعْرِفُ، قَالَ: «اكْتُبْ بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ» . فَكَتَبَ: «هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْلَ مَكَّةَ» . فَأَمْسَكَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو بِيَدِهِ، وَقَالَ: لَقَدْ ظَلَمْنَاكَ إِنْ كُنْتَ رَسُولَهُ، اكْتُبْ فِي قَضِيَّتِنَا مَا نَعْرِفُ. فَقَالَ: «اكْتُبْ هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ» ، فَكَتَبَ. فَبَيْنَا نَحْنُ كَذَلِكَ إِذْ خَرَجَ عَلَيْنَا ثَلَاثُونَ شَابًّا عَلَيْهِمُ السِّلَاحُ، فَثَارُوا فِي وُجُوهِنَا، فَدَعَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخَذَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَبْصَارِهِمْ [ص:355]، فَقَدِمْنَا إِلَيْهِمْ فَأَخَذْنَاهُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ جِئْتُمْ فِي عَهْدِ أَحَدٍ، أَوْ هَلْ جَعَلَ لَكُمْ أَحَدٌ أَمَانًا؟» فَقَالُوا: لَا، فَخَلَّى سَبِيلَهُمْ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا} [الفتح: 24]
” Kami dahulu bersama Rosululloh r di Hudaibiyyah di bawah pohon yang dikatakan oleh Alloh dalam Al-Qur’an. Dan jatuh dari ranting pohon itu di atas punggung Rosululloh r sedangkan Ali bin Abi Tholib dan Suhail bin Amr berada di hadapan beliau, maka beliau r berkata kepada Ali t: “Tulislah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ,” maka Suhail bin Amr mengambil tangannya dan mengatakan: “Kami tidak mengetahui الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, tulislah dalam urusan kami apa yang kami ketahui”. Maka Rosululloh r berkata: “Tulislah “« بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ» maka Ali t menulis: “Ini adalah perdamaian Rosululloh r untuk penduduk Mekkah”, lalu Suhail bin Amr menahan tangannya dan mengatakan: “Maka sungguh kami telah menzolimi kamu jika kamu adalah Rosul (utusan) Alloh, tulislah dalam urusan kami apa yang kami ketahui”, maka Rosululloh r mengatakan: “Tulislah ini adalah perdamaian Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muttholib dan aku adalah utusan Alloh”, maka Ali pun menulisnya. Ketika kami dalam keadaaan itu, tiba-tiba keluar 30 pemuda membawa senjata, maka mereka berhamburan di hadapan kami, lalu Rosululloh r mendoakan jelek atas mereka, maka Alloh r menghilangkan pandangan mereka, maka kami datangi mereka dan kami tangkap mereka, lalu Rosululloh r berkata: “Apakah kalian datang dalam perjanjian seseorang, ataukah ada seseorang yang memberi keamanan untuk kalian?” Mereka menjawab: “Tidak,” lalu Rosululloh melepaskan mereka, maka Alloh menurunkan ayat
{وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا} ([19])
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (26)
26.
ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan
(yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Alloh menurunkan ketenangan kepada
Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Alloh mewajibkan kepada
mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu
dan patut memilikinya. Dan adalah Alloh Maha mengetahui segala sesuatu.
Yaitu ketika mereka menolak untuk ditulis « بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ» dan
«هَذَا مَا صَالَحَ عَلَيْهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْلَ مَكَّةَ»
karena kesombongan yang tertanam dalam hati mereka. Dan yang dimaksud
dengan kalimat taqwa dalam ayat tadi adalah kalimat LAA ILAHA ILLALLOH.
Dan tafsir ini dinukilkan dari Ali bin Abi Tholib([20]), dan Ibnu Umar([21]), Ibnu Abbas t([22]), dan Atho’ bin Abi Robah, Miswar([23]), Sa’id bin Abi Jubair, Atho’ Al-Khurosani([24]), Qotadah dan Amr bin Maimun([25]), dan Ikrimah([26]) dan Mujahid([27]).
Diriwayatkan dari Ubai bin Ka’b t bahwa dia mendengar Rosululloh r berkata :
{وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى} [الفتح: 26] قَالَ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ»
“(firman Alloh) Alloh mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa, beliau mengatakan (yaitu) LAA ILAAHA ILLALLOH”.([28])
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا (27)
27. Sesungguhnya Alloh akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Alloh dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.
Sebelum
terjadinya perdamaian Hudaibiyyah, Rosululloh r bermimpi bahwa beliau
memasuki Mekkah dan melakukan tawaf di Ka’bah, maka beliaupun
mengkhabarkan mimpinya itu kepada para sahabatnya dan ketika itu beliau
di Madinah. Kemudian ketika mereka berangkat ke Mekkah di tahun
Hudaibiyyah([29]),
sahabat tidak ragu lagi bahwa mimpi Rosululloh r tersebut akan terbukti
di tahun ini, namun yang terjadi mereka tidak dapat memasuki Mekkah di
tahun ini hingga terjadi perdamaian Hudaibiyyah, dan mereka harus
kembali ke Madinah namun mereka akan memasuki Mekkah di tahun yang akan
datang. Maka terjadilah sedikit kegoncangan di hati sebagian sahabat
sampai-sampai Umar t berkata kepada Rosululloh r ” Bukankah Engkau telah
mengkhabarkan bahwa kita akan mendatangi Ka’bah dan melakukan tawaf
padanya? Beliau menjawab “Benar, tapi apakah aku mengkhabarkan kepadamu bahwa kita akan memasukinya di tahun ini?” Umar t menjawab “tidak”, maka beliau berkata “Sesungguhnya engkau akan memasukinya dan melakukan tawaf padanya”.
Kemudian setelah kembalinya Nabi r ke Madinah di tahun Hudaibiyyah
tersebut yang terjadi di bulan Dzul Qo’dah tahun keenam, beliaupun
menetap di Madinah di bulan Dzul Hijjah hingga Muharram. Kemudian di
bulan Sofar beliau keluar ke Khoibar dan Alloh Y memenangkannya dalam
menaklukkan Khoibar, kemudian beliau kembali ke Madinah. Kemudian pada
tahun ketujuh di bulan Dzul Qo’dah keluarlah beliau dan para sahabat
yang ikut dalam perdamaian Hudaibiyyah menuju Mekkah untuk melakukan
umroh yang dikenal dengan Umrotul qodho’, beliau melakukan ihrom dari
Dzul Hulaifah dan membawa hewan sembelihan. Maka Rosululloh r berhasil
memasuki kota Mekkah dan para pemuka Quraisy keluar dari Mekkah supaya
tidak menyaksikan Rosululloh r dan para sahabatnya karena rasa dengki
yang ada dalam hati mereka, adapun selain mereka dari penduduk Mekkah
kaum lelaki, wanita dan anak-anak mereka duduk di jalan dan
dirumah-rumah mereka menyaksikan Rosululloh r dan para sahabatnya
mengucapkan kalimat talbiyyah.
Maka umrotul qodho’ inilah bukti dan kenyataan dari mimpi Rosululloh r
yang dikabarkan oleh Alloh Y dalam ayat ini, mereka dapat memasuki kota
Mekkah dalam keadaan aman dan setelah memasukinya mereka tidak merasa
takut dari siapapun, sebagian mereka mencukur rambutnya dan sebagian
yang lain menguntingnya yang disebut dengan taqshir. Maka Alloh Y
mengetahui hikmah dan maslahatnya ketika mereka tidak dapat memasuki
Mekkah di tahun keenam dan kemudian memasukinya di tahun ketujuh yang
mana hikmah ini tidak diketahui oleh mereka([30]). Dan sebelum itu Alloh Y telah memberikan kemenangan yang dekat yaitu perdamaian Hudaibiyyah.
Kemudian Alloh Y memberi kabar gembira kepada kaum mu’minin bahwa Alloh
Y akan menolong RosulNya maka Alloh Y berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا (28)
28.
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Alloh
sebagai saksi.
Rosululloh r diutus oleh Alloh Y dengan membawa petunjuk dan agama yang
hak yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal soleh, karena syariat ini
mengandung dua perkara yaitu ilmu dan amal, hal ini untuk memenangkan
atas semua agama yang ada di muka bumi ini, baik dari kalangan arab
ataupun yang bukan arab, maka cukuplah Alloh Y sebagai saksi bahwa
Muhammad itu adalah utusan-Nya dan Alloh Y adalah penolongnya.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (29)
29.
Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan
Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Alloh
dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya,
lalu tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Alloh hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir dengan mereka. Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.
Dalam ayat ini Alloh Y mengkhabarkan bahwa Muhammad r itu betul-betul
utusan Alloh Y tanpa ada keraguan lagi, kemudian Alloh Y mengkhabarkan
beberapa sifat para sahabat Nabi r, di antara sifat mereka yang pertama
adalah mereka bersifat keras terhadap orang-orang kafir dan mereka
sangat berkasih sayang terhadap kaum mu’minin, sebagaimana Alloh Y
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
54.
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad
dari agamanya, Maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir. {QS: Al-Maidah : 54}
Dan Rosululloh r bersabda dalam hadits Nu’man bin Basyir t:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Permisalan
kaum mu’minin dalam saling cinta, saling sayang dan kelemahlembutan
mereka seperti satu jasad, jika mengeluh darinya satu anggota badan maka
akan saling menyerulah untuknya semua jasadnya karena begadang dan
demam”. Bukhori Muslim.
Sifat
yang kedua : mereka ruku’ dan sujud mencari keridhoan Alloh Y, maknanya
mereka banyak melakukan solat dan amalan soleh, hal itu dilakukan oleh
mereka demi mendapatkan apa yang ada di sisi Alloh Y berupa surga, bukan
karena ingin pujian ataupun kenikmatan dunia, hal ini menunjukkan akan
keikhlasan mereka dalam amalan.
Sifat yang ketiga: tanda-tanda mereka tampak di wajah mereka dari bekas sujud,
yaitu tampak di wajah mereka sifat yang baik, khusyu’ dan tawadhu’,
karena solat itu membuat wajah menjadi bagus, sebagaimana yang dikatakan
oleh As-Suddi.
Sifat
yang keempat : mereka melindungi, membantu dan menolong Rosululloh r
yang dipermisalkan oleh Alloh Y dengan tunas pohon yang menguatkan
pokoknya hingga tumbuh menjadi besar, hal itu untuk menjengkelkan
orang-orang kafir([31]).
Sahabat memiliki banyak kemuliaan yang tidak dimiliki oleh selain
mereka,
karena itu Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t:
karena itu Rosululloh r bersabda dalam hadits Abu Huroiroh t:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ
“Janganlah
kalian mencela para sahabatku, demi dzat yang jiwaku berada di
tanganNya seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan semisal
gunung Uhud berupa emas, maka dia tidak akan bisa mencapai satu mudnya
salah seorang dari mereka tidak pula setengahnya”. Bukhori Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar