Tafsir Iyyaka Na’budu wa Iyyaka
Nasta’iin (ayat ke 4 dalam surah Al Fatihah)
Engkaulah yang kami sembah dan Engkaulah yang kami minta pertolongan
Diterangkan dalam buku ini bahwa Al Fatihah terdiri dari 7 ayat. Ayat ini
terletak persis ditengah. Tiga ayat sebelumnya untuk Allah, sedangkan tiga ayat
sesudahnya untuk manusia (Hamba Allah).
Iyyaka Na’budu artinya: Engkaulah yang kami sembah. Hanya untuk engkau sajalah kami beribadah. Tidak ada selain Engkau yang kami sembah, yang kami puja.
Iyyaka Na’budu artinya: Engkaulah yang kami sembah. Hanya untuk engkau sajalah kami beribadah. Tidak ada selain Engkau yang kami sembah, yang kami puja.
Iyyaka Nasta’iin artinya: Engkaulah yang kami mintai pertolongan. Hanya kepada
Engkau sajalah kami minta bantuan, perlindungan, mohon rejeki, mohon
keselamatan dll.
Ayat ini mengandung 2 persoalan pokok yaitu Ibadah dan Do’a.Ibadah terhimpun dalam 2 hal yaitu Cinta (hubb) dan Tunduk (Khudhu). Dan cinta
serta tunduk ditujukan hanya kepada satu zat yaitu Allah semata. Ini yang
dinamakan Tauhid.” Bila kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan mereka? Mereka
akan menjawab: Allah” (ad Dukhan: 87)
Berdoa (Isti’anah) terhimpun dalam 2 hal yaitu: berserah diri (tsiqah) dan
menggantungkan harapan (i’timad). Dan 2 hal initercakup
dalam satu kata yaitu Tawakal. Tawakal inilah yangmenjadi pengertian yang
sedalam-dalamnya dari ayat ”iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”. Dijelaskan
tentang hal ini dalam Al Quran surah: Hud:88, 123 dan al Mumtahanah:4 dan 8-9
Syarat-syarat beribadah dan berdoa kepada Allah s.w.t juga dijelaskan dalam buku ini, akan dikutip pada bagian lain.
Syarat-syarat beribadah dan berdoa kepada Allah s.w.t juga dijelaskan dalam buku ini, akan dikutip pada bagian lain.
Tafsir Ihdinash-shiraathal-mustaqiim (ayat ke 5 dalam surat Al Fatihah)
Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.
Shiraathal-Mustaqiim artinya jalan yang lurus, jalan yang benar, jalan yang membawa kepada kebahagiaan dan keberuntungan, di dalam hidup di dunia dan lebih-lebih di dalam hidup di akhirat nanti.
Rasulullah s.a.w menasehatkan kepada ummat beliau, agar sebanyak-banyaknya minta pertolongan atau berdoa kepada Allah. Mintalah kepada Allah segala perkara dari yang besar hingga yang sekecil-kecilnya.
Diantara berjuta-juta perkara besar dan kecil yang kita butuhkan maka
Shiraathal mustaqiim adalah yang paling penting, paling besar dan paling mahal
harganya dalam hidup manusia di dunia ini
Allah berfirman dalam surat terakhir an Naba:”Kami memperingatkan kamu akan kesengsaraan yang sudah dekat waktunya, di hari manusia akan melihat segala kesalahan yang pernah dilakukan dan orang kafir akan mengeluh: Alangkah baiknya kalau aku dahulunya menjadi tanah saja.”
Sebab itu hal yang pertama kita mohon dan minta kepada Allah
Allah berfirman dalam surat terakhir an Naba:”Kami memperingatkan kamu akan kesengsaraan yang sudah dekat waktunya, di hari manusia akan melihat segala kesalahan yang pernah dilakukan dan orang kafir akan mengeluh: Alangkah baiknya kalau aku dahulunya menjadi tanah saja.”
Sebab itu hal yang pertama kita mohon dan minta kepada Allah
adalah agar kita ditunjuki jalan yang lurus, benar,
kepercayaan dan agama yang benar.
Tafsir Shiraathal-ladzina An’amta ’Alaihim (ayat ke 6 dalam surat Al Fatihah
Tafsir Shiraathal-ladzina An’amta ’Alaihim (ayat ke 6 dalam surat Al Fatihah
Yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat atas
mereka
Ditegaskan dalam ayat ini, yang dimaksud Allah jalan yang lu
Ditegaskan dalam ayat ini, yang dimaksud Allah jalan yang lu
rus adalah jalan yang ditempuh, dijalani atau digariskan
oleh orang-orang yang telah mendapat nikmat dari Allah.
Orang-orang yang mendapat nikmat yang dimaksud adalah Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul, atau orang yang bukan Nabi dan Rasul, tetapi mempunyai kepercayaan yang sama dengan pendapat atau kepercayaan Nabi dan Rasul.
Firman Allah:”Dan sesungguhnya Kami sudah mengutus pada tiap-tiap ummat seorang Rasul (yang memerintahkan/mengajarkan): Hendaklah kamu sembah Allah dan jauhi berhala-berhala. Tetapi di antara mereka manusia ada yang mengikuti petunjuk Allah dan adapula yang tetap atas kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi, lihatlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang mendustakan itu.” (an Nahl:36)
Orang-orang yang mendapat nikmat yang dimaksud adalah Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul, atau orang yang bukan Nabi dan Rasul, tetapi mempunyai kepercayaan yang sama dengan pendapat atau kepercayaan Nabi dan Rasul.
Firman Allah:”Dan sesungguhnya Kami sudah mengutus pada tiap-tiap ummat seorang Rasul (yang memerintahkan/mengajarkan): Hendaklah kamu sembah Allah dan jauhi berhala-berhala. Tetapi di antara mereka manusia ada yang mengikuti petunjuk Allah dan adapula yang tetap atas kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi, lihatlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang mendustakan itu.” (an Nahl:36)
Manusia yang menerima dan beriman dengan risalah yang dibawa Nabi-Nabi dan Rasul adalah manusia yang paling berun
Dalam bab ini, diuraikan tentang perjuangan dan keistimewaan Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w dan menegaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul penutup serta syariat dan ajarannya meliputi ajaran seluruh Nabi-Nabi dan Rasul. Kitab suci Al Quran adalah kesimpulan dari seluruh kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w Firman Allah:”Tidaklah Muhammad s.a.w itu bapak seorang dari laki-laki kamu, tetapi ia adalah pesuruh Allah dan penutup segala Nabi.” (al Ahzab:40)
Dan pada akhir Bab ini diulas kembali, sabda Rasulullah s.a.w: ”Beruntung orang yang telah melihat akan Aku dan beriman dengan Aku, dan beruntung, beruntung, beruntung orang yang tidak melihat akan Aku tetapi beriman kepada Aku.
Tafsir Ghairil-maghdhuubi ’Alaihim wa ladh-Dhaalliin (ayat ke 7 dalam surat Al Fatihah)
Bukan mereka yang dimurkai atas mereka dan bukan pula mereka yang sesat
Dalam bab ini banyak sekali mengulas ayat-ayat Al Quran tentang golongan orang-orang yang dimurkai Allah dan golongan orang-orang yang sesat. Salah satunya. Surah Al Maidah ayat 60: ” Katakan: Akan kuberitahukan hal yang lebih buruk dari pembalasannya di sisi Allah? Yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah: diantaranya yang dijadikanNya kera, babi dan penyembah berhala. Mereka itu amat buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. ”
Dalam dalam buku ini dikatakan, yang dimaksud golongan yang
dimurkai oleh Allah (mahdhuubi ’Aalaihim) menurut adalah siapa saja yang
berbuat keliru, salah dan dusta terhadap Allah dan Kitab-kitab Suci Nya.
Dan golongan sesat (Dhaalliin) adalah siapa saja yang berbuat salah dan keliru
dengan tak sadar.
Amin
Menurut sebagian besar ahli tafsir, surah al Fatihah adalah mengandung do’a. Sebab itu Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w setiap selesai membacanya agar menyebut amin yang berarti perkenankanlah
Menurut sebagian besar ahli tafsir, surah al Fatihah adalah mengandung do’a. Sebab itu Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w setiap selesai membacanya agar menyebut amin yang berarti perkenankanlah
Diriwayatkan oleh Imam al Bafhawy dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w
mengatakan ”Bila Imam selesai menyebut ayat terakhir dalam surah al Fatihah,
hendaklah kamu (ma’mum) menyebut amin*, maka sesungguhnya para Malaikat turut
menyebut amin. Maka barangsiapa yang tepat aminnya dengan amin para Malaikat
itu, maka Allah akan mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang terbelakang.”*)
Ma’mum diperingatkan tidak mendahului Imam dalam meng amin kan bacaan al
Fatihah dalam shalat berjamaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar