Sifat-sifat
Dzat yaitu sifat-sifat (ma’nawiyah).
Yaitu sifat hidup, mendengar, melihat, berkehendak, berdiri sendiri dan
sebagainya.
Sedangkan
sifat-sifat (af’al) yaitu
sifat-sifat yang berhubungan dengan segala yang diperbuat Allah, seperti
menciptakan alam dan seluruh isinya ini, memberi rizqi kepada semua
makhluq-Nya, dan sebagainya.
Dzat.
Dan kedudukan sifat-sifat itu hanya sebagai tambahan dari sifat Dzat. Namun
dikalangan ulama sendiri masih terdapat perselisihan paham tentang kedudukan
Dzat. Adapun yang menjadi pangkal perselisihan adalah :
-
Apakah Allah itu melihat dengan (Dzat),
mendengar dengan (Dzat), berfirman
dengan (Dzat) dan seterusnya?
-
Atau apakah Allah itu melihat dengan penglihatan, mendengar dengan pendengaran,
hidup dengan kehidupan dan seterusnya?
Lalu
bagaimana pendapat kita sendiri mengenai kedua tanda di atas? Sebagaimana orang
mukmin, kita hendaknya menjauhkan diri dengan memikirkan persolan-persoalan
semacam itu. Karena bagaimana pun dan dengan apapun juga pemikiran kita yang
sangat terbatas ini tak akan mampu memecahkan rahasia Allah.
Hal
ini sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an
surat Thooha
ayat 110, yang artinya :
Allah
Maha Mengetahui apa yang ada dihadapan dan dibelakang mereka. Mereka (manusia-manusia) itu tidak dapat
meliputi (mengetahui) Tuhan dengan
pengetahuannya”.
Juga
dalam sebuah Hadits Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
Berfikirlah
mengenai makhluq allah dan jangan berfikir mengenai Allah (Dzat-Nya), sebab semua tentu tak dapat mencapai kadar pikirannya”.
Dengan
demikian, yang diperintahkan kepada kita hanyalah sebatas meyakini aka
maujudnya (adanya) Allah yang
memiliki nama-nama yang baik (Asmaul
Husna), mempunyai sifat-sifat yang luhur dan yang telah mencapai
kesempurnaan dalam hal apa saja secara mutlak.
133. SEGALA
SESUATU BISA MAUJUD KARENA ADANYA ALLAH
Azhara kullu
syai-in liannahulbaathinu wathawaa wujuuda kulli syai-in liannahu zhaahirun.
Artinya
: Allah mendhahirkan segala sesuatu, karena sesungguhnya Dia (Allah) itu
bersifat bathin. Dan Dia (Allah) yang melipat adanya segala sesuatu sebab Allah
itulah yang dhahir (jelas) pada tiap-tiap sesuatu”.
Diantara
nama-nama Allah yang baik, terdapat nama Adh-Dhohir, Al-Bathin. Adh-Dhohir
artinya : Maha Nyata, yang dengan sifat-sifat-Nya ini Allah menyatakan atau
menampakkan kewujudan-Nya dengan tanda-tanda ciptaan-Nya. Sedang Al-Bathin
artinya : Maha Tersembunyi, yang dengan sifat-sifat-Nya ini menyebabkan tak
seorangpun atau sesuatupun yang dapat mengenal Dzat-Nya.
Dengan
sifat-sifat-Nya, Allah menjadikan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya menjadi
terang dan nyata, sehingga tidak ada sesuatu yang samara di sisi-Nya. Dan
dengan sifat Dhohir-Nya, Allah menjadikan sesuatu yang dikehendaki-Nya menjadi
samara, sedang tidak ada sesuatu yang nyata di sisi-Nya.
Jadi
kesimpulan, bahwa Allah meujud di segala sesuatu yang wujud. Dan tidak ada yang
meujud selain Dia, kecuali dengan jalan yang mengikuti jalan-Nya (Sunnah-Nya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar