Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ
النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ
وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ
حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ
صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),(yakni) akan
dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat,
beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya
dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. (QS
Al-Furqon Ayat 68-71)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا
الْأَعْمَشُ، عَنْ شَقيق، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ
-قَالَ: سُئل رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ:
الذَّنْبِ أَكْبَرُ؟ قَالَ: "أَنْ تَجعل لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ".
قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: "أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَطْعم
مَعَكَ". قَالَ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: "أَنْ تزاني حَلِيلَةَ جَارِكَ".
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: وَأَنْزَلَ اللَّهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ: {وَالَّذِينَ
لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ
الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah,
telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah
ibnu Mas'ud yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya,
"Dosa apakah yang paling besar?" Beliau Saw. menjawab, "Bila kamu
menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal Dia telah
menciptakanmu." Lalu si penanya bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?"
Rasulullah Saw. bersabda, "Bila kamu membunuh anakmu karena takut dia
ikut makan bersamamu." Ia bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Rasulullah
Saw. menjawab, "Bila kamu berzina dengan istri tetanggamu." Abdullah
ibnu Mas'ud berkata, bahwa lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya yang
membenarkan hal tersebut, yaitu: Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah. (Al-Furqan: 68), hingga akhir ayat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai, dari Hannad ibnus Sirri, dari Abu Mu'awiyah dengan sanad yang sama.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkannya melalui hadis
Al-A'masy dan Mansur - Al-Bukhari menambahkan: serta Wasil -. Mereka
bertiga menerima hadis ini dari Abu Wa-il alias Syaqiq ibnu Salamah,
dari Abu Maisarah Amr ibnu Syurahbil, dari Ibnu Mas'ud.
Menurut lafaz Imam Bukhari dan Imam Muslim melalui Ibnu Mas'ud adalah
seperti berikut: Ibnu Mas'ud mengatakan, 'Aku bertanya, 'Wahai
Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?, dan seterusnya.''
Jalur hadis yang garib:
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ الْأَهْوَازِيُّ،
حَدَّثَنَا عَامِرُ بْنُ مُدْرِك، حَدَّثَنَا السَّرِيُّ -يَعْنِي ابْنَ
إِسْمَاعِيلَ -حَدَّثَنَا الشَّعْبِيُّ، عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ: قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ فَاتَّبَعْتُهُ، فَجَلَسَ عَلَى نَشَز مِنَ الْأَرْضِ،
وَقَعَدْتُ أَسْفَلَ مِنْهُ، وَوَجْهِي حِيَالَ رُكْبَتَيْهِ،
وَاغْتَنَمْتُ خَلْوَتَهُ وَقُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَيُّ الذُّنُوبِ أَكْبَرُ؟ قَالَ: "أَنْ تَدْعُوَ لِلَّهِ نِدًا
وَهُوَ خَلَقَكَ".قُلْتُ: ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: "أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ
كَرَاهِيَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ". قُلْتُ: ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: "أَنْ
تُزَانِي حَلِيلَةَ جَارِكَ". ثُمَّ قَرَأَ: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ
مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ} . [إِلَى آخِرِ] الْآيَةِ
Ibnu Jarir mengatakan telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ishaq
Al-Ahwazi, telah menceritakan kepada kami Amir ibnu Mudrik, telah
menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Ismail, telah menceritakan kepada
kami Asy-Sya'bi, dari Masruq yang mengatakan bahwa Abdullah pernah
mengatakan, "Pada suatu hari Rasulullah Saw. pergi, lalu aku
mengikutinya. Rasulullah Saw. duduk di atas sebuah gundukan tanah, maka
aku duduk di bagian yang lebih rendah darinya, sedangkan mukaku sejajar
dengan kedua lututnya. Aku sengaja ingin menemaninya dalam
kesendiriannya itu. Aku bertanya, 'Semoga ayah dan ibuku menjadi
tebusanmu, wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?' Rasulullah
Saw. menjawab, 'Bila kamu mendakwakan bahwa Allah mempunyai tandingan,
padahal Dialah yang menciptakanmu.' Aku bertanya, 'Kemudian dosa apakah
lagi?' Beliau menjawab, 'Bila kamu membunuh anakmu karena tidak suka dia
makan bersamamu.' Aku bertanya lagi, 'Kemudian dosa apa lagi? Beliau
Saw. menjawab, 'Bila kamu berzina dengan istri tetanggamu.' Kemudian
Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah. (Al-Furqan: 68), hingga akhir ayat. .
قَالَ النَّسَائِيُّ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا
جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَاف، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ
قَيْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم في
حِجَّةِ الْوَدَاعِ: "أَلَا إِنَّمَا هِيَ أَرْبَعٌ -فَمَا أَنَا بِأَشَحَّ
عَلَيْهِنَّ مِنِّي مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: لا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا
تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَلَا
تَزْنُوا، وَلَا تَسْرِقُوا"
Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibnu
Sa'id, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Mansur, dari Hilal
ibnu Yusaf, dari Salamah ibnu Qais yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda dalam haji wada'-nya, "Ingatlah, sesungguhnya dosa yang
terbesar itu ada empat macam." Salamah ibnu Qais mengatakan bahwa sejak
ia mendengar hal tersebut dari Rasulullah Saw., ia sangat membenci
keempat perbuatan itu, yaitu:Janganlah kalian mempersekutukan Allah
dengan sesuatu pun, dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan
oleh Allah (membunuhnya)kecuali dengan (alasan) yang hak, dan janganlah
kalian berzina, serta janganlah kalian mencuri.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ،
رَحِمَهُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلِ بْنِ غَزْوان،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعْدٍ الْأَنْصَارِيُّ، سَمِعْتُ أَبَا طيبة
الكَلاعي، سَمِعْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِأَصْحَابِهِ: "مَا تَقُولُونَ فِي الزِّنَى"؟ قَالُوا: حَرّمه اللَّهُ
وَرَسُولُهُ، فَهُوَ حَرَام إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ: "لَأَنْ
يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرِ نِسْوَةٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ
يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ". قَالَ: "مَا تَقُولُونَ فِي السَّرِقَةِ"؟
قَالُوا: حَرَّمَهَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ، فَهِيَ حَرَامٌ. قَالَ: "لَأَنْ
يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ
يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Madini
rahimahullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail ibnu
Gazwan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sa'id Al-Ansari; ia
pernah mendengar AbuTayyibah Al-Kala'i mengatakan, ia pernah mendengar
Al-Miqdad ibnul Aswad r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda
kepada para sahabatnya: "Bagaimanakah pendapat kalian tentang zina?”
Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya, dan ia
tetap haram , sampai hari kiamat.” Rasulullah Saw. bersabda kepada para
sahabatnya, "Sungguh dosa seseorang lelaki yang berzina dengan sepuluh
orang wanita lebih ringan daripada ia berzina dengan istri
tetangganya.”Rasulullah Saw. bersabda, "Bagaimanakah pendapat kalian
tentang mencuri?” Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya telah
mengharamkannya, dan ia merupakan perbuatan yang haram.” Rasulullah Saw.
bersabda, "Sungguh dosa seseorang yang mencuri dari sepuluh rumah lebih
ringan daripada mencuri dari rumah tetangganya."
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنِ أَبِي الدُّنْيَا: حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ
نَصْرٍ، حَدَّثَنَا بَقيَّة، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ
الْهَيْثَمِ بْنِ مَالِكٍ الطَّائِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ: "مَا مِنْ ذَنْبٍ بَعْدَ الشِّرْكِ أَعْظَمُ
عِنْدَ اللَّهِ مِنْ نُطفة وَضَعَهَا رَجُلٌ فِي رَحِم لا يحل له"
Abu Bakar ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ammar ibnu Nasr, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, dari Abu Bakar
ibnu Abu Maryam, dari Al-Haisam ibnu Malik At-Ta-i, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda: Tiada suatu dosa pun sesudah syirik yang lebih besar
daripada dosa seorang lelaki yang meletakkan nutfah (air mani)nya ke
dalam rahim yang tidak halal baginya (yakni berzina).
Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'la dari Sa'id
ibnu Jubair; ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan bahwa pernah ada
sejumlah orang dari kalangan orang-orang musyrik yang banyak membunuh
dan banyak berzina. Lalu mereka datang menghadap kepada Nabi Muhammad
Saw. dan berkata, "Sesungguhnya agama yang engkau katakan dan engkau
seru itu benar-benar baik. Sekiranya saja engkau beritakan kepada kami
bahwa apa yang telah kami perbuat ada kifaratnya." Maka turunlah firman
Allah Swt.: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta
Allah. (Al-Furqan: 68), hingga akhir ayat. Turun pula firman-Nya:
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri.”(Az-Zumar: 53), hingga akhir ayat.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
عُمَرَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي فَاخِتة قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ: "إِنَّ
اللَّهَ يَنْهَاكَ أَنْ تَعْبُدَ الْمَخْلُوقَ وَتَدَعَ الْخَالِقَ،
وَيَنْهَاكَ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ وَتَغْذُوَ كَلْبَكَ، وَيَنْهَاكَ أَنْ
تَزْنِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ". قَالَ سُفْيَانُ: وَهُوَ قَوْلُهُ:
{وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ
النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami
Sufyan, dari Amr, dari Abu Fakhitah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. bersabda kepada seorang lelaki: Sesungguhnya Allah melarangmu
menyembah makhluk, sedangkan Dia kamu tinggalkan (tidak disembah). Dan
Allah melarangmu membunuh anakmu, sedangkan anjingmu kamu beri makan.
Dan Allah melarangmu berzina dengan istri tetanggamu.Sufyan mengatakan
bahwa hal inilah yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya: Dan
orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah.
(Al-Furqan: 68), hingga akhir ayat.
Adapun firman Alah Swt:
{وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا}
barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). (Al-Furqan: 68)
Telah diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amr, ia pernah mengatakan bahwa
Asam adalah nama sebuah lembah di neraka Jahanam. Ikrimah mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya). (Al-Furqan: 68) Bahwa Asam adalah nama lembah-lembah yang
terdapat di dalam neraka Jahanam tempat untuk menyiksa para penzina. Hal
yang sama telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair dan Mujahid.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa (nya). (Al-Furqan: 68) Yang dimaksud dengan
asaman ialah pembalasan dosa, dahulu kami mengatakannya sebagai nama
sebuah lembah di dalam neraka Jahanam.
Telah diriwayatkan kepada kami bahwa Luqman pernah mengatakan kepada
anaknya, "Hai anakku, hindarilah perbuatan zina, karena sesungguhnya
perbuatan zina itu permulaannya adalah takut, sedangkan akhirnya adalah
penyesalan."
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan lain-lainnya
melalui Abu Umamah Al-Bahili secara mauquf dan marfu' disebutkan
bahwagayyan dan asaman adalah nama dua buah sumur di dasar neraka
Jahanam semoga Allah melindungi kita dari kedua sumur itu berkat karunia
dan kemurahan-Nya.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (Al-Furqan: 68) Bahwa asaman ialah
pembalasan.
Takwil ini lebih serasi dengan makna lahiriah ayat, dan dengan
pengertian yang sama disebutkan dalam konteks selanjutnya yang berfungsi
sebagai mubdal minhu-nya, yaitu firman Allah Swt.:
{يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ}
(yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat. (Al-Furqan:69)
Yakni siksaan itu diulang-ulang terhadapnya dan diperkeras.
{وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا}
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. (Al-Furqan: 69)
Maksudnya, dalam keadaan terhina lagi rendah.
Firman Allah Swt.:
{إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا}
kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh. (Al-Furqan: 70)
Artinya, pembalasan dari perbuatannya yang buruk-buruk adalah seperti yang telah disebutkan di atas.
{إِلا مَنْ تَابَ}
kecuali orang-orang yang bertobat. (Al-Furqan: 70)
Yaitu bertobat kepada Allah Swt. sewaktu masih di dunianya dari semua perbuatan dosanya, maka Allah akan menerima tobatnya.
Di dalam kandungan ayat ini terdapat makna yang menunjukkan bahwa tobat
orang yang pernah membunuh dapat diterima. Ayat ini tidaklah
bertentangan dengan ayat lain yang ada di dalam surat An-Nisa, yaitu
firman-Nya:
{وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا}
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja. (An-Nisa: 93), hingga akhir ayat.
Karena sesungguhnya ayat ini sekalipun tergolong ke dalam ayat
Madaniyah, tetapi ia bersifat mutlak sehingga pengertiannya dapat
ditujukan kepada orang yang tidak bertobat, sedangkan ayat dalam surat
Al-Furqan ini diikat dengan pengertian tobat. Kemudian dapat pula
dikatakan bahwa Allah Swt. telah berfirman dalam ayat yang lain:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ}
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia. (An-Nisa: 48 dan 116), hingga akhir ayat.
Sunnah yang sahih yang telah terbukti bersumber dari Rasulullah Saw.
telah menyebutkan bahwa tobat seorang pembunuh dapat diterima.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam kisah seseorang yang pernah
membunuh seratus orang lelaki, lalu ia bertobat dan Allah menerima
tobatnya. Hadis-hadis lain yang senada cukup banyak.
Firman Allah Swt.:
{فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا}
maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Furqan: 70)
Sehubungan dengan makna firman-Nya:
{يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ}
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.(Al-Furqan: 70)
Ada dua pendapat mengenainya. Salah satunya mengatakan bahwa amal buruk mereka diganti dengan amal kebaikan.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna ayat ini, bahwa mereka adalah orang-orang mukmin yang sebelum
beriman selalu mengerjakan amal-amal keburukan. Kemudian Allah
menjadikan mereka benci terhadap amal keburukan, dan Allah mengalihkan
mereka kepada amal kebaikan. Hal ini berarti bahwa Allah mengganti
keburukan mereka dengan kebaikan.
Telah diriwayatkan dari Mujahid dan Ibnu Abbas, bahwa ia mengucapkan syair berikut saat menafsirkan makna ayat ini:
بُدّلْنَ بَعْدَ حَرِّهِ خَريفا .....وَبَعْدَ طُول النَّفَس الوَجيفَا
Seusai musim panas datanglah musim gugur sebagai penggantinya, dan
seusai hidup senang dalam waktu yang lama datanglah kesusahan.
Yakni keadaan tersebut berubah menjadi keadaan yang lain. Ata ibnu Abu
Rabah mengatakan bahwa hal ini terjadi di dunia; seseorang yang tadinya
gemar melakukan perbuatan yang buruk, kemudian Allah menggantinya dengan
perbuatan yang baik.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa Allah mengubah kebiasaan mereka yang
tadinya menyembah berhala, menjadi menyembah Tuhan Yang Maha Pemurah;
dan tadinya mereka memerangi kaum muslim, lalu menjadi memerangi kaum
musyrik; dan Allah membuat mereka yang tadinya suka mengawini
wanita-wanita kaum musyrik, kini mereka suka mengawini wanita-wanita
beriman.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Allah mengganti amal buruk mereka
dengan amal yang saleh, dan kemusyrikan diganti dengan keikhlasan, suka
melacur diganti dengan memelihara kehormatan, dan kekufuran diganti
dengan Islam. Demikianlah menurut pendapat Abul Aliyah, Qatadah, dan
jamaah lainnya.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa keburukan-keburukan yang telah
silam berubah dengan sendirinya menjadi amal-amal kebaikan berkat tobat
yang bersih. Hal tersebut tiada lain karena manakala ia teringat akan
dosa-dosa yang telah silam, hatinya merasa menyesal dan mengucapkan
istirja' serta istigfar. Jadi, dipandang dari pertimbangan ini maka
dosanya berganti dengan sendirinya menjadi amal ketaatan. Dan kelak di
hari kiamat sekalipun dosa-dosanya itu dijumpai tertulis di dalam buku
catatan amalnya, sesungguhnya hal itu tidak membahayakannya karena telah
diganti menjadi amal-amal kebaikan. Seperti yang telah disebutkan di
dalam sunnah dan asar-asar yang diriwayatkan dari sejumlah ulama Salaf.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي لَأَعْرِفُ آخِرَ أَهْلِ
النَّارِ خُرُوجًا مِنَ النَّارِ، وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا
إِلَى الْجَنَّةِ: يُؤْتَى بِرَجُلٍ فَيَقُولُ: نَحّوا كِبَارَ ذُنُوبِهِ
وَسَلُوهُ عَنْ صِغَارِهَا، قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: عَمِلْتَ يَوْمَ كَذَا
وَكَذَا كَذَا، وَعَمِلْتَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ
-لَا يستطيع أن ينكر من ذلك شيئا -فَيُقَالُ: فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ
سَيِّئَةٍ حَسَنَةً. فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، عَمِلْتُ أَشْيَاءَ لَا
أَرَاهَا هَاهُنَا". قَالَ: فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ.
Diriwayatkan oleh AbuZar r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda,
"Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui seorang ahli neraka yang paling
akhir keluarnya dari neraka, dan seorang ahli surga yang paling akhir
masuknya ke surga. Didatangkan seorang lelaki, lalu ditanyai tentang
sejumlah dosa besarnya, juga tentang dosa-dosa kecilnya. Maka dikatakan
kepadanya, 'Pada hari anu engkau telah mengerjakan dosa anu dan anu, dan
kamu telah melakukan dosa anu dan anu pada hari anu.' Maka lelaki itu
menjawab, 'Ya,' dia tidak mampu mengingkari sesuatu pun dari hal
tersebut. Maka dikatakan kepadanya, 'Sesungguhnya kini bagimu untuk
setiap keburukan diganti dengan satu kebaikan.' Lelaki itu bertanya,
'Wahai Tuhanku, saya telah melakukan banyak dosa, tetapi saya tidak
melihatnya di sini'." Rasulullah Saw. mengucapkan sabdanya ini seraya
tertawa sehingga gigi serinya kelihatan.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ
بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنِي أَبِي،
حَدَّثَنِي ضَمْضَم بْنُ زُرْعَةَ، عَنْ شُرَيْح بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ أَبِي
مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وسلم: "إِذَا نَامَ ابْنُ آدَمَ قَالَ الْمَلِكُ لِلشَّيْطَانِ:
أَعْطِنِي صَحِيفَتَكَ. فَيُعْطِيهِ إِيَّاهَا، فَمَا وَجَدَ فِي
صَحِيفَتِهِ مِنْ حَسَنَةٍ مَحَا بِهَا عَشْرَ سَيِّئَاتٍ مِنْ صَحِيفَةِ
الشَّيْطَانِ، وَكَتَبَهُنَّ حَسَنَاتٍ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ
أَحَدُكُمْ فَلْيُكَبِّرْ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ تَكْبِيرَةً، وَيَحْمَدْ
أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ تَحْمِيدَةً، وَيُسَبِّحْ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
تَسْبِيحَةً، فَتِلْكَ مِائَةٌ"
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Hasyim ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Ismail, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih
ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: Apabila anak Adam tidur, maka malaikat berkata
kepada setan, "Berikanlah kepadaku lembaran catatanmu.” Maka setan
memberikan catatannya kepada malaikat, lalu kebaikan apa saja yang ia
jumpai di dalam catatannya ia gunakan untuk menghapus sepuluh keburukan
yang ada di dalam catatan setan, kemudian menggantinya dengan sepuluh
kebaikan. Maka apabila seseorang di antara kalian hendak tidur,
bertakbirlah sebanyak tigapuluh tiga kali, bertahmid sebanyak tiga puluh
empat kali, dan bertasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, sehingga
jumlahnya genap seratus.
Ibnu Abu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dan
Arim. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sabit (yakni
Ibnu Yazid Abu Zaid), telah menceritakan kepada kami Asim, dari Abu
Usman, dari Salman yang mengatakan bahwa di hari kiamat ada seorang
lelaki yang diberikan kepadanya buku catatan amal perbuatannya. Ia
membaca bagian atasnya, dan ternyata yang tercatat adalah
keburukan-keburukannya. Ketika ia hampir berburuk sangka atas dirinya,
ia memandang ke bagian bawah catatannya, tiba-tiba tercatat
kebaikan-kebaikannya. Kemudian ia memandang ke bagian atas catatannya,
dan ternyata telah diganti menjadi catatan kebaikan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan
kepada kami Sulaiman ibnu Musa Az-Zuhri Abu Daud, telah menceritakan
kepada kami Abul Anbas, dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa sesungguhnya pada hari kiamat dihadapkan kepada Allah sejumlah
manusia yang merasa bahwa diri mereka banyak melakukan
perbuatan-perbuatan dosa. Ditanyakan, "Wahai Abu Hurairah, siapakah
mereka?" Abu Hurairah menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Ziyad, telah
menceritakan kepada kami Sayyar, telah menceritakan kepada kami Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah, dari Abus Saif—salah seorang
murid sahabat Mu'az ibnu Jabal—yang mengatakan bahwa orang-orang yang
masuk surga itu ada empat golongan, yaitukaum muttaqin, kemudian kaum
syakirin, lalu kaum kha'ifin (orang-orang yang takut kepada Allah),
kemudian yang terakhir adalah as-habul yamin(golongan kanan). Abu Hamzah
bertanya, "Mengapa mereka dinamakan as-habul yam'in?Abus Saif menjawab
bahwa mereka telah melakukan amal keburukan dan amal kebaikan. Kemudian
catatan amal perbuatan mereka diberikan kepada mereka dari sebelah
kanannya. Maka mereka membaca keburukan-keburukan mereka kalimat demi
kalimat, lalu mereka bertanya, "Wahai Tuhan kami, ini adalah catatan
keburukan kami, lalu manakah catatan kebaikan kami?" Maka pada saat itu
Allah menghapus semua keburukan mereka dan menggantinya dengan
kebaikan-kebaikan. Dan saat itu mereka berkata, seperti yang disebutkan
oleh firman-Nya:Ambillah dan bacalah Kitabku (ini!). (Al-Haqqah: 19)
Mereka adalah penduduk surga yang paling banyak jumlahnya.
Ali ibnul Husain Zainul Abidin telah mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: Allah mengganti kejahatan mereka dengan
kebajikan.(Al-Furqan: 70) Bahwa hal ini terjadi di akhirat nanti.
Mak-hul mengatakan bahwa Allah mengampuni dosa-dosa mereka, lalu
menggantinya menjadi kebaikan. Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu
Hatim. Ibnu Jarir telah meriwayatkan hal yang semisal melalui Sa'id
ibnul Musayyab.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
الْوَزِيرِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مسلم، حَدَّثَنَا
أَبُو جَابِرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ مَكْحُولًا يُحَدِّثُ قَالَ: جَاءَ شَيْخٌ
كَبِيرٌ هَرِمٌ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ، فَقَالَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، رَجُلٌ غَدَرَ وَفَجَرَ، وَلَمْ يَدَعْ حَاجَةً وَلَا
دَاجَةَ إِلَّا اقْتَطَعَهَا بِيَمِينِهِ، لَوْ قُسِّمَتْ خَطِيئَتُهُ
بَيْنَ أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَوْبَقَتْهُمْ، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟
فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أسلمتَ؟
" قَالَ: أَمَّا أَنَا فَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَإِنَّ اللَّهَ
غَافِرٌ لَكَ مَا كُنْتَ كَذَلِكَ، وَمُبْدِّلٌ سَيِّئَاتِكَ حَسَنَاتٍ".
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وغَدَراتي وفَجَراتي؟ فَقَالَ: "وغَدرَاتك
وفَجَراتك". فَوَلّى الرَّجُلُ يُهَلِّلُ وَيُكَبِّرُ
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir Ad-Dimasyqi, telah
menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada
kami Abu Jabir; ia pernah mendengar Mak-hul mengatakan bahwa pernah ada
seorang lelaki tua yang karena usianya teramat lanjut alis matanya
turun ke matanya. Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah
seorang lelaki yang suka berkhianat dan berbuat lacur (durhaka). Tiada
suatu keinginan pun dan tiada suatu kebutuhan pun yang aku biarkan
melainkan kuterjang dan kulakukan. Seandainya dosa-dosaku dibagi-bagikan
ke seluruh penduduk bumi niscaya semuanya kebagian, maka adakah jalan
bagiku untuk bertobat?" Nabi Saw. balik bertanya, "Apakah kamu Islam?"
Lelaki tua menjawab, "Adapun aku, sesungguhnya telah bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya." Maka Nabi Saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah akan mengampunimu selagi kamu tetap bertobat, dan
Allah akan mengganti keburukanmu dengan kebaikan. Lelaki tua itu
bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan semua perbuatan khianat
dan perbuatan durhakaku?" Nabi Saw. bersabda, "Juga Allah akan
mengampuni perbuatan khianat dan durhakamu." Maka lelaki tua itu pergi
seraya bertakbir dan bertahlil.
وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ صَفْوَانَ
بْنِ عَمْرو ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي فَرْوَةَ
-شَطْب -أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم
فقال: أَرَأَيْتَ رَجُلًا عَمِلَ الذُّنُوبَ كُلَّهَا، وَلَمْ يَتْرُكْ
حَاجَةً وَلَا دَاجَةً، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: "أسلمتَ؟ "
فَقَالَ: نَعَمْ، قَالَ: "فَافْعَلِ الْخَيِّرَاتِ، وَاتْرُكِ
السَّيِّئَاتِ، فَيَجْعَلَهَا اللَّهُ لَكَ خَيْرَاتٍ كُلَّهَا". قَالَ:
وغَدرَاتي وفَجَراتي؟ قَالَ: "نَعَمْ". قَالَ فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ حَتَّى
تَوَارَى
Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui hadis Abul Mugirah, dari Safwan
ibnu Umar, dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abu Farwah, bahwa ia
datang kepada Rasulullah Saw. dan bertanya, "Bagaimanakah pendapatmu
tentang seorang lelaki yang telah mengerjakan semua jenis dosa, dan
tiada suatu keinginan serta tiada pula suatu kebutuhan yang
ditinggalkannya. Maka adakah jalan baginya untuk bertobat?" Rasulullah
Saw. balik bertanya, "Apakah kamu telah masuk Islam?" Ia menjawab, "Ya."
Rasulullah Saw. bersabda:Kerjakanlah amal-amal kebaikan dan
tinggalkanlah keburukan-keburukan, maka Allah akan menjadikan kebaikan
semuanya buatmu. Ia bertanya, "Bagaimanakah dengan perbuatan khianat dan
kedurhakaanku?" Rasul Saw. menjawab, "Ya (diganti pula dengan
kebaikan)." Maka kedengaran ia terus-menerus bertakbir hingga hilang
dari pandangan mata.
Imam Tabrani meriwayatkan hadis ini melalui jalur Abu Farwah Ar-Rahawi,
dari Yasin Az-Zayyat, dari Abu Salamah Al-Himsi, dari Yahya ibnu Jabir,
dari Salamah ibnu Nufail secara marfu'.
قَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعة، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ شُعَيْبِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ
فُلَيْح الشَّمَّاسِ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَتْنِي امْرَأَةٌ
فَقَالَتْ: هَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ إِنِّي زَنَيْتُ وَوَلَدْتُ
وَقَتَلْتُهُ. فَقُلْتُ لَا وَلَا نَعمت الْعَيْنُ وَلَا كَرَامَةَ.
فَقَامَتْ وَهِيَ تَدْعُو بِالْحَسْرَةِ. ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ، فَقَصَصْتُ عَلَيْهِ مَا
قَالَتِ الْمَرْأَةُ وَمَا قَلْتُ لَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " بِئْسَمَا قُلْتَ! أَمَا كُنْتَ تَقْرَأُ
هَذِهِ الْآيَةِ: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ}
إِلَى قَوْلِهِ: {إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا
فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَحِيمًا} فَقَرَأْتُهَا عَلَيْهَا. فخرَّت سَاجِدَةً وَقَالَتِ:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ لِي مَخْرَجًا.
Imam Tabrani telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu
Zur'ah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Munzir, telah
menceritakan kepada kami Isa ibnu Syu'aib ibnu Sauban, dari Falih ibnu
Ubaid ibnu Ubaidusy Syamasy, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan bahwa pernah datang kepadanya seorang wanita, lalu bertanya,
"Apakah masih ada jalan tobat bagiku, sedangkan aku ini orang yang telah
berbuat zina hingga punya anak, lalu saya bunuh anak itu?" Aku (Abu
Hurairah) menjawab, "Tidak ada, semoga hatimu tidak tenteram dan tidak
ada kemuliaan bagimu." Maka wanita itu pergi seraya menyerukan kalimat
kekecewaan. Kemudian aku (Abu Hurairah) salat Subuh bersama Nabi Saw.
Seusai salat, kuceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh wanita
itu dan jawaban yang kukemukakan kepadanya. Maka Rasulullah Saw.
bersabda:"Alangkah buruknya jawabanmu itu. Tidakkah kamu pernah membaca
firman Allah Swt. berikut: 'Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan
yang lain beserta Allah'. (Al-Furqan: 68) sampai dengan firman-Nya:
'kecuali orang-orang yang bertobat' (Al-Furqan: 70), hingga akhir ayat.
Kemudian aku bacakan ayat tersebut kepada si wanita itu. Maka wanita itu
menyungkur bersujud seraya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan jalan keluar bagiku."
Hadis ini garib bila ditinjau dari jalurnya, di dalam sanadnya terdapat nama perawi yang tidak dikenal."
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Ibrahim ibnul Munzir
Al-Hizami berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal. Dalam riwayat ini
disebutkan bahwa wanita itu menyerukan kalimat kekecewaan seraya
berkata, "Aduhai, alangkah kecewanya daku. Apakah kebaikan ini
diciptakan untuk neraka?"
Dalam riwayat ini disebutkan bahwa ketika Abu Hurairah pulang dari sisi
Rasulullah Saw., ia mencari wanita itu ke seluruh pelosok kota Madinah,
tetapi tidak menjumpainya. Kemudian pada malam berikutnya wanita itu
datang sendiri kepada Ahu Hurairah, dan Abu Hurairah menceritakan
kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. Maka wanita itu
menyungkur bersujud seraya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan jalan keluar bagiku dan menerima tobat dari apa yang telah
kukerjakan." Lalu wanita itu memerdekakan budak perempuan miliknya
berikut anak perempuannya, dan ia bertobat kepada Allah Swt.
Kemudian Allah Swt. memberitahukan tentang rahmat-Nya yang ditujukan
kepada semua hamba-Nya secara umum, bahwa barang siapa di antara mereka
yang bertobat kepada-Nya dari dosa apa pun yang telah dilakukannya, baik
kecil maupun besar, niscaya Allah akan menerima tobatnya. Untuk itu
Allah Swt. berfirman:
{وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا}
Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya
dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.
(Al-Furqan: 71)
Yaitu Allah akan menerima tobatnya', seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ}
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya diri. (An-Nisa: 110), hingga akhir ayat.
{أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ}
Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hambanya. (At-Taubah: 104), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ}
Katakanlah "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.”(Az-Zumar:
53), hingga akhir ayat.
Yakni bagi orang yang bertobat kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar