Sholat bukan hanya sekedar gerakan dan lahiriyah semata, melainkan
antara gerakan atau ucapan lahiri dan batini harus sinkron. Hal ini
dikarenakan sholat adalah bentuk komunikasi antar hamba dengan tuhannya.
Pengertian ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadistnya. Beliau
bersabda:”Tatkala salah seorang di antara kalian sedang dalam sholat,
sesungguhnya ia sedang bermunajat (berdialog) kepada tuhannya”
(HR.Bukhori Muslim). Dengan demikian semua gerakan dan ucapan di dalam
shalat harus secara sadar, dengan penuh penghayatan dan ditujukan
semata-mata kepada Alloh.
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman;
{أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ
الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا (78) وَمِنَ اللَّيْلِ
فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا (79)
Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu
disaksikan(oleh malaikat). Dan pada sebagian malam hari, salat
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS Al-Isra: 78-79)
Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk mengerjakan salat-salat fardu dalam waktunya masing-masing.
{أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ}
Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir.(Al-Isra: 78)
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan dulukusy syamsi ialah
tenggelamnya matahari, menurut ibnu Mas'ud, Mujahid, dan ibnu Zaid.
Hasyim telah meriwayatkan dari Mugirah, dari Asy-Sya'bi, dari ibnu
Abbas, bahwa yang dimaksud dengan dulukusy syams ialah sesudah matahari
tergelincir dari pertengahan langit.
Nafi' meriwayatkan pendapat ini dari Ibnu Umar, dan Malik di dalam tafsirnya meriwayatkannya dari Az-Zuhri, dari Ibnu Umar.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Barzah Al-Aslami yang juga merupakan riwayat lain dari Ibnu Mas'ud dan Mujahid.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan, Ad-Dahhak, Abu Ja'far
Al-Baqir serta Qatadah, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu
Jarir.
Di antara dalil yang mendukung pendapat ini ialah sebuah hadis yang diriwayatkan melalui Ibnu Humaid:
عَنِ الْحَكَمِ بْنِ بَشِيرٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ، عَنِ ابْنِ
أَبِي لَيْلَى، [عَنْ رَجُلٍ]، عَنِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ:
دَعَوْتُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ شَاءَ
مِنْ أَصْحَابِهِ فَطَعِمُوا عِنْدِي، ثُمَّ خَرَجُوا حِينَ زَالَتِ
الشَّمْسُ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: "اخْرُجْ يَا أَبَا بَكْرٍ، فَهَذَا حِينَ دلكت الشمس"
dari Al-Hakam ibnu Basyir, bahwa telah menceritakan kepada kami Amr ibnu
Qais, dari Ibnu Abu Laila, dari seorang lelaki, dari Jabir ibnu
Abdullah yang menceritakan bahwa ia pernah mengundang Rasulullah Saw.
dan sebagian sahabat yang dekat dengannya untuk suatu jamuan makan yang
diadakannya. Mereka selesai dari jamuan makan itu saat matahari
tergelincir, lalu Rasulullah Saw. keluar dan bersabda: Hai Abu Bakar,
keluarlah, ini adalah saat matahari baru tergelincir.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui Sahl ibnu Bakkar, dari
Abu Uwwanah, dari Al-Aswad ibnu Qais, dari Nabih Al-Anazi, dari Jabir,
dari Rasulullah Saw. dengan lafaz yang semisal.
Dengan demikian, berarti ayat ini mengandung makna keterangan tentang salat lima waktu.
Dan firman-Nya yang mengatakan:
{لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ}
dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam. (Al-Isra: 78)
Yang dimaksud dengan gasaqil lail ialah gelapnya malam hari, dan
menurut pendapat lain artinya terbenamnya matahari. Dapat disimpulkan
dari makna ayat ini waktu lohor, asar, dan magrib serta isya.
Firman Allah Swt.:
{وَقُرْآنَ الْفَجْرِ}
dan (dirikanlah pula salat) Subuh. (Al-Isra: 78)
Yang dimaksud dengan qura-nal fajri ialah salat Subuh.
عن عبد الله بن عمر ورضي الله عنهما قال,ان النبي صلى الله عليه وسلم
قال:وقت الظهراذا زلت الشمس وكان ظل الرجل كطوله مالم يحضر العصر,ووقت
العصرما لم تصفرالشمس, ووقت صلاة المغرب مالم يغب الشفق, ووقت صلاةالعشاء
الى نصف الليل الاوسط, ووقت الصلاة الصبح من طلوع الفجر ما لم تطلع الشمس.
(رواه مسلم)
Dari Abdullah ibn Amar ra. Berkata: “bersabda Rasul SAW: Waktu dhuhur
ialah apabila tergelincir matahari ke arah barat dan terus berlanjut
sehingga menjadi bayangan seseorang sama panjangnya, selama belum lagi
datang waktu ashar. Dan waktu ashar sejak habisnya waktu dhuhur hingga
matahari belum kuning. Dan waktu maghrib, selama belum hilang mega merah
dan waktu isya hingga separuh malam yang pertama dan waktu subuh dari
terbit fajar selama belum lagi terbit matahari,” (HR.muslim)
عن جابر بن عبدالله قال ان النبى صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه
السلام فقال له قم فصله فصلى الظهر حتى زالت الشمس ثم جاءه العصر فقال قم
فصله فصلى العصر حين صار ظل كل شيئ مثله ثم جاءه المغرب فقال قم فصله فصلى
المغرب حين وجبت الشمس ثم جاءه العشاء فقال قم فصله فصلى العشاء حين غاب
الشفق ثم جاءه الفجر فقال قم فصله فصلى الفجر حين برق الفجر وقال سطع
البحر ثم جاءه بعد الغد للظهر فقال قم فصله فصلى الظهر حين صار ظل كل شيئ
مثله ثم جاءه العصر فقال قم فصله فصلى العصر حين صار ظل كل شيئ مثله ثم
جاءه المغرب وقتا واحدا لم يزل عنه ثم جاءه العشاء حين ذهب نصف الليل او
قال ثلث الليل فصلى العشاء حين جاءه حين اسفر جدا فقال قم فصله فصلى الفجر
ثم قال ما بين هذين الوقتين وقت (رواه احمد والنسائ والترمذى ينحوه)
“Dari jabir bin Abdullah r.a berkata; telah datang kepada nabi SAW.
Jibril a.s lalu berkata kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah,
kemudian nabi shalat dhuhur di kala matahari tergelincir, kemudian ia
datang lagi kepadanya di waktu ashar lalu berkata kepadanya: bangunlah!
Lalu bersembayanglah, kemudian nabi shalat ashar di kala bayang-bayang
sesuatu sama dengannya. Kemudian ia datang lagi kepadanya di waktu
maghrib lalu berkata kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah,
kemudian nabi shalat maghrib di kala matahari terbenam. Kemudian ia
datang lagi di waktu isya’ lalu berkata kepadanya: bangunlah! Lalu
bersembayanglah, kemudian nabi shalat isya’ di kala mega merah telah
terbenam. Kemudian ia datang lagi kepadanya di waktu fajar lalu berkata
kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah, kemudian nabi shalat fajar
di kala fajar menyingsing, atau ia berkata di waktu fajar bersinar.
Kemudian ia datang pula esok harinya pada waktu dhuhur, lalu berkata
kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah, kemudian nabi shalat di kala
bayang-bayang sesuatu sama dengannya. Kemudian datang lagi kepadanya
di waktu ashar lalu berkata kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah,
kemudian nabi shalat ashar di kala bayang – bayang matahari dua kali
sesuatu itu. Kemudian ia datang lagi kepadanya di waktu maghrib dalam
waktu yang sama, tidak bergeser dari waktu yang sudah. Kemudian ia
datang lagi kepadanya di waktu isya’ di kala telah lalu separoh malam,
atau ia berkata: telah hilang sepertiga malam. Kemudian nabi shalat
isya’. Kemudian ia datang lagi kepadanya di kala telah bercahaya benar
dan ia lalu berkata kepadanya: bangunlah! Lalu bersembayanglah, kemudian
nabi shalat fajar. Kemudian jibril berkata: saat dua waktu itu adalah
waktu shalat." (HR Ahmad,An-Nasai)
Melalui hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radliyallaahu ‘anhuma, Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan lebih lanjut tentang
waktu-waktu shalat dengan sabdanya :
وقت الظهر إذا زالت الشمس. وكان ظل الرجل كطوله. ما لم يحضر العصر. ووقت
العصر ما لم تصفر الشمس. ووقت صلاة المغرب ما لم يغب الشفق. ووقت صلاة
العشاء إلى نصف الليل الأوسط. ووقت صلاة الصبح من طلوع الفجر. ما لم تطلع
الشمس. فإذا طلعت الشمس فأمسك عن الصلاة. فإنها تطلع بين قرني شيطان
“Waktu Dhuhur jika matahari telah tergelincir sampai bayangan seseorang
sama dengan tingginya selama belum masuk waktu ‘Ashar. Waktu ‘Ashar
tetap ada selama matahari belum berwarna kuning. Waktu shalat Maghrib
selama mega merah (syafaq) belum hilang. Waktu shalat ‘Isya’ hingga
tengah malam. (Waktu) shalat Shubuh mulai terbitnya fajar hingga terbit
matahari. Apabila matahari telah terbit, maka berhentilah dari shalat,
karena matahari itu terbit di antara dua tanduk syaithan”[Diriwayatkan
oleh Muslim no. 612, Ahmad 2/210, Ath-Thayalisiy no. 2249, Ath-Thahawiy
1/150, Ibnu Hibban no. 1473, Al-Baihaqiy 1/365, Ibnu Khuzaimah no. 326,
dan yang lainnya].
Telah disebutkan di dalam sunnah dari Rasulullah Saw. secara mutawatir
melalui perbuatan dan ucapannya yang merincikan waktu-waktu salat
tersebut, seperti apa yang sekarang dilakukan oleh semua pemeluk agama
Islam. Mereka menerimanya secara turun-temurun dari suatu generasi ke
generasi lain yang sesudahnya. Penjelasan secara rinci mengenai hal ini
disebutkan di dalam bagiannya sendiri (yaitu kitab-kitab fiqih).
{إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al- Isra: 78)
قَالَ الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ -وَعَنْ أَبِي
صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {إِنَّ قُرْآنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا} قَالَ: "تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ"
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dan ia juga
telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi
Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: dan (dirikanlah pula salat)
Subuh, sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
(Al-Isra: 78)Bahwa salat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat yang
telah bertugas di malam hari dan para malaikat yang akan bertugas di
siang hari.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنِ الزُّهْرِيِّ،
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ -وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "فَضْلُ
صَلَاةِ الْجَمِيعِ عَلَى صَلَاةِ الْوَاحِدِ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ دَرَجَةً،
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ
الْفَجْرِ". وَيَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ:
{وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah dan
Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi Saw. telah
bersabda: Keutamaan salat berjamaah atas salat sendirian ialah dua
puluh lima derajat, dan malaikat yang bertugas di malam hari dan yang
bertugas di siang hari berkumpul dalam salat Subuh. Kemudian Abu
Hurairah berkata, "Bacalah jika kalian suka membacanya," yaitu firman
Allah Swt.: dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh
itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ،
عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -وَحَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
قَوْلِهِ: {وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
قَالَ: "تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ، وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dari
Nabi Saw. Dan telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh,
dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu
disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Nabi Saw. bersabda: Salat
Subuh disaksikan oleh para malaikat yang telah bertugas di malam hari
dan para malaikat yang akan bertugas di siang hari.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dari Ubaid
ibnu Asbat ibnu Muhammad, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih hasan.
Menurut lafaz lain yang ada di dalam kitab Sahihain melalui jalur Malik,
dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda:
" يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ،
وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَفِي صَلَاةِ الْعَصْرِ،
فَيَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ -وَهُوَ أَعْلَمُ
بِكُمْ -كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ
يُصَلُّونَ، وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ"
Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepada
kalian, dan mereka bersua di dalam salat Subuh dan salat Asar, kemudian
para malaikat yang bertugas pada kalian di malam hari naik (ke langit),
lalu Tuhan mereka Yang lebih mengetahui menanyai mereka tentang kalian,
"Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?” Mereka
menjawab, "Kami datangi mereka sedang mengerjakan salat, dan kami
tinggalkan mereka sedang mengerjakan salat.”
Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa kedua malaikat penjaga bersua
dalam salat Subuh. Para malaikat yang telah berjaga naik ke langit,
sedangkan para malaikat yang baru datang tetap tinggal menggantikannya.
Hai yang sama telah dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Mujahid, Qatadah
serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang sehubungan dengan tafsir
ayat ini.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam bab ini ia
ketengahkan melalui hadis Al-Lais ibnu Sa'd, dari Ziyadah, dari
Muhammad ibnu Ka'b A!-Qurazi, dari Fudalah ibnu Ubaid, dari Abu Darda,
dari Rasulullah Saw. lalu ia menyebutkan tentang hadis turunnya para
malaikat penjaga itu, yang di dalamnya antara lain disebutkan bahwa
Allah Swt. berfirman:
"مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي أَغْفِرْ لَهُ، مَنْ يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ، مَنْ يَدْعُنِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ"
Barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku, Aku memberikan ampun
baginya; dan barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya;
dan barang siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankan baginya
hingga fajar terbit.
Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan oleh Firman-Nya: dan
(dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Allah menyaksikannya, begitu pula para
malaikat malam hari dan para malaikat siang hari.
Adanya tambahan ini dalam riwayat Ibnu Jarir, hanya dia sendirilah yang
meriwayatkannya, dan ia mempunyai syahid yang mengatakan ini terdapat di
dalam kitab Sunnah Abu Daud.
Firman Allah Swt.:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ}
Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. (Al-Isra: 79)
Ayat ini merupakan perintah dari Allah kepada Nabi Saw. untuk mengerjakan salat sunat malam hari sesudah salat fardu.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah
r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa Rasulullah Saw., pernah ditanya
mengenai salat yang paling utama sesudah salat fardu. Maka beliau Saw.
menjawab melalui sabdanya:
"صَلَاةُ اللَّيْلِ"
salat sunat malam hari.
Karena itulah maka Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk
menghidupkan malam hari dengan salat sunat tahajud. Makna tahajud ialah
salat yang dikerjakan sesudah tidur. Demikianlah menurut pendapat
Alqamah, Al-Aswad, Ibrahim An-Nakha'i, dan lain-lainnya yang bukan hanya
seorang. Dan inilah pengertian yang dikenal di dalam bahasa Arab. Hal
yang sama telah disebutkan di dalam banyak hadis dari Rasulullah Saw.
yang menyebutkan bahwa beliau melakukan salat tahajudnya sesudah tidur.
Hal ini diriwayatkan melalui Ibnu Abbas dan Siti Aisyah serta
sahabat-sahabat lainnya, semuanya itu diterangkan secara rinci di
tempatnya sendiri.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa tahajud ialah salat yang dilakukan
sesudah salat Isya. Pendapat ini mempunyai interpretasi salat yang
dikerjakan sesudah tidur terlebih dahulu.
Para ulama berbeda pendapat mengenai makna firman-Nya:
{نَافِلَةً لَكَ}
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. (Al-Isra: 79)
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah bahwa Engkau secara
khusus wajib melakukan hal itu. Maka mereka menganggapnya sebagai suatu
kewajiban khusus bagi Nabi Saw. sendiri, tidak bagi umatnya.
Demikianlah menurut pendapat yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu
Abbas. Inilah yang dikatakan oleh salah satu pendapat di antara dua
pendapat yang ada di kalangan ulama, juga menurut salah satu pendapat
Imam Syafi'i, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Menurut pendapat lain, susungguhnya mengerjakan salat sunat malam hari
dianggap sebagai ibadah tambahan khusus baginya, mengingat semua dosa
Nabi Saw. telah diampuni, baik yang terdahulu maupun yang kemudian.
Sedangkan bagi selain Nabi Saw. yaitu umatnya salat sunat itu dapat
menghapuskan dosa-dosanya. Demikianlah menurut Mujahid. Pendapat ini
disebutkan di dalam kitab Musnad melalui riwayat Abu Umamah Al-Bahlil
r.a.
Firman Allah Swt.:
{عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا}
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79)
Aku lakukan perintah ini kepadamu untuk menempatkanmu di hari kiamat
kelak pada kedudukan yang terpuji. Semua makhluk akan memujimu, begitu
pula Tuhan yang menciptakan mereka semua.
Ibnu Jarir mengatakan, kebanyakan ulama ahli takwil mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan kedudukan yang terpuji ini ialah kedudukan yang
diperoleh Nabi Saw. pada hari kiamat nanti, yaitu memberikan syafaat
bagi umat manusia, agar Tuhan mereka membebaskan mereka dari
kesengsaraan hari itu.
Pendapat ulama yang mengatakannya sebagai kedudukan syafaat
حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إسحاق، عنصِلَةَ بْنِ زُفَر، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ:
يُجْمَعُ النَّاسُ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ، يُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي
وَيَنْفُذُهُمُ الْبَصَرُ، حُفَاةً عُراة كَمَا خُلِقُوا قِيَامًا، لَا
تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يُنَادَى: يَا مُحَمَّدُ، فَيَقُولُ:
"لَبَّيْكَ وسعدَيك، وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ
إِلَيْكَ، وَالْمَهْدِيُّ مَنْ هَدَيْت، وَعَبْدُكَ بَيْنَ يَدَيْكَ،
وَبِكَ وَإِلَيْكَ، لَا مَنْجَى وَلَا مَلْجَأَ مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ،
تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، سُبْحَانَكَ رَبَّ الْبَيْتِ".
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada
kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu
Ishaq, dari Silah ibnu Zufar, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa
manusia (kelak di hari kiamat) dikumpulkan di suatu tempat yang datar,
suara penyeru terdengar oleh mereka dan pandangan mata mereka tembus
(tiada yang menghalanginya). Mereka semua dalam keadaan telanjang dan
tak beralas kaki, persis seperti ketika mereka baru dicipta-kan
(dilahirkan). Mereka semua dalam keadaan berdiri, tiada seorang pun yang
berani berbicara melainkan dengan seizin-Nya. Allah Swt. berseru, "Hai
Muhammad!" Nabi Saw. menjawab: Labbaika wa sa'daika, semua kebaikan
berada di Tangan-Mu, dan semua keburukan tidak pantas disandarkan
kepada-Mu. Orang yang beroleh hidayah hanyalah orang yang Engkau beri
hidayah. Hamba-Mu sekarang berada di hadapan-Mu, berasal dari
(ciptaan)-Mu dan kembali kepada-Mu. Tiada jalan selamat dan tiada tempat
berlindung dari murka-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Mahasuci lagi
Mahatinggi dan Mahaagung Engkau, wahai Tuhan Pemilik Ka'bah.”
Inilah yang dimaksud dengan kedudukan terpuji yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya itu.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Bandar, dari Gundar, dari
Syu'bah, dari Abu Ishaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah
diriwayatkan pula oleh Abdur Razzaq, dari Ma'mar dan As-Sauri, dari Abu
Ishaq dengan sanad yang sama.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa kedudukan yang terpuji ini adalah kedudukan
syafaat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abu Nujaih, dari
Mujahid. Pendapat yang sama dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri.
Qatadah mengatakan bahwa Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula
dibangkitkan dari kuburnya di hari kiamat, dan beliau adalah orang yang
mula-mula memberi syafaat.
Ahlul 'ilmi berpendapat bahwa hal inilah yang dimaksud oleh Allah dengan
kedudukan yang terpuji di dalam firman-Nya: mudah-mudah Tuhanmu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79)
Menurut kami, sesungguhnya Rasulullah Saw. mempunyai beberapa kemuliaan
di hari kiamat yang tidak ada seorang pun yang menandinginya.
Sebagaimana beliau pun memiliki beberapa keutamaan yang tiada seorang
pun dapat menyainginya, yaitu seperti berikut:
1- Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula dibangkitkan dari kuburnya.
2- Nabi Saw. dibangkitkan dalam keadaan berkendaraan menuju Padang Mahsyar.
3- Nabi Saw. adalah pemegang panji yang bernaung di bawahnya Nabi Adam
a.s. dan nabi-nabi lain sesudahnya, semuanya berada di bawah panjinya.
4- Nabi Saw. mempunyai telaga (Kausar) yang di tempat perhentian itu
tiada sesuatu pun yang lebih banyak pendatangnya daripada telaga yang
dimilikinya.
5- Nabi Saw. pemegang syafa'atul 'uzma di sisi Allah agar Allah mau
datang untuk memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya. Yang demikian
itu terjadi sesudah semua manusia meminta kepada Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, lalu Isa; masing-masing dari mereka mengatakan, "Saya bukanlah
orangnya.”Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad Saw. Maka Nabi
Saw. bersabda: Akulah orangnya, akulah orangnya.Mengenai pembahasan
masalah ini kami sebutkan nanti secara rinci.
6- Keistimewaan lainnya yang dimiliki oleh Nabi Saw. ialah memberikan
syafaat kepada sejumlah kaum, padahal kaum-kaum itu telah diperintahkan
untuk diseret ke dalam neraka, akhirnya mereka diselamatkan darinya.
7- Umat Nabi Saw. adalah umat yang paling pertama menerima ke-putusan
dari Allah dalam peradilan-Nya di antara sesama mereka. Dan mereka
adalah umat yang mula-mula melewati sirat bersama nabinya.
8- Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula diberi syafaat oleh Allah untuk
masuk ke dalam surga, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih
Muslim. Di dalam hadis sur(sangkakala) disebutkan bahwa semua orang
mukmin tidak dapat masuk surga kecuali dengan syafaat dari Nabi Saw.
Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula masuk surga bersama umatnya
sebelum umat-umat lainnya.
9- Nabi Saw. memberikan syafaat untuk meninggikan derajat sejumlah kaum yang amal perbuatan mereka tidak dapat mencapainya.
10- Nabi Saw. adalah pemilik wasilah yang merupakan kedudukan tertinggi
di surga. Kedudukan ini tidak layak disandang kecuali hanya oleh Nabi
Saw. sendiri.
11- Apabila Allah Swt. telah memberikan izin untuk memberi syafaat
kepada orang-orang yang durhaka, maka barulah para malaikat, para nabi,
dan kaum mukmin memberikan syafaatnya masing-masing. Nabi Saw.
memberikan syafaatnya kepada sejumlah besar makhluk yang tiada seorang
pun mengetahui bilangannya kecuali hanya Allah Swt. Tiada seorang pun
yang dapat menyamainya dan setara dengan dia dalam hal memberi syafaat.
Berikut ini akan kami ketengahkan hadis-hadis yang menyebutkan tentang Kedudukan yang Terpuji ini.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu
Aban, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Adam ibnu Ali; ia
pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu
kelak di hari kiamat semuanya berlutut, setiap umat mengikuti nabinya
masing-masing. Mereka mengatakan, "Hai Fulan, berilah syafaat. Hai
Fulan, berilah syafaat!" Hingga sampailah syafaat kepada Nabi Saw.,
hanya dialah yang dapat memberikannya. Yang demikian itu terjadi di hari
Allah mendudukkannya di tempat yang terpuji.
Hamzah ibnu Abdullah meriwayatkannya dari ayahnya, dari Nabi Saw.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَبْدِ الْحَكَمِ، حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ اللَّيْثِ، حَدَّثَنِي
اللَّيْثُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ أَنَّهُ قَالَ:
سَمِعْتُ حَمْزَةَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ يَقُولُ: سَمِعْتُ
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِنَّ الشَّمْسَ لَتدنو حَتَّى يَبْلُغَ العَرَقُ
نصفَ الْأُذُنِ، فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ،
فَيَقُولُ: لَسْتُ صَاحِبَ ذَلِكَ، ثُمَّ بِمُوسَى فَيَقُولُ كَذَلِكَ،
ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ فَيَشْفَعُ بَيْنَ الْخَلْقِ ، فَيَمْشِي حَتَّى
يَأْخُذَ بِحَلْقَةِ بَابِ الْجَنَّةِ، فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللَّهُ
مَقَامًا مَحْمُودًا".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu
Abdullah ibnu Abdul Hakam, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnul
Lais, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ubaidillah ibnu Abu
Ja'far yang mengatakan, ia pernah mendengar Hamzah ibnu Abdullah ibnu
Umar mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Umar berkata
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya matahari (kelak di
hari kiamat) benar-benar dekat sehingga keringat (manusia) sampai
sebatas pertengahan telinga (mereka). Ketika mereka dalam keadaan
demikian, mereka meminta tolong kepada Adam, maka Adam menjawab, "Saya
bukanlah orang yang memiliki syafaat itu." Kemudian kepada Musa. Musa
menjawab dengan kata-kata yang sama (seperti yang dikatakan Adam). Dan
akhirnya kepada Nabi Muhammad Saw. Maka Nabi Saw. memberikah syafaatnya
kepada makhluk. Lalu beliau berjalan (menuju surga) dan memegang halgah
(pegangan) pintu surga. Pada saat itulah Allah menempatkannya pada
kedudukan yang terpuji.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Bab "Zakat"
melalui Yahya ibnu Bukair dan Alqamah, dari Abdullah ibnu Saleh,
keduanya dari Al-Lais ibnu Sa'd dengan sanad yang sama. Hanya dalam
riwayat ini ditambahkan:
"فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا محمودًا، بحمده أَهْلُ الْجَمْعِ كُلُّهُمْ".
bahwa pada hari itu Allah menempatkannya pada kedudukan yang terpuji, semua makhluk yang ada di tempat pemberhentian memujinya.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاش، حَدَّثَنَا
شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزة، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ
الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ
مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّت لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ".
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Ali ibnu
Ayyasy, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Abu Hamzah, dari
Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan doa berikut ketika
mendengar suara azan, yaitu: "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna ini
dan salat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan
keutamaan, dan angkatlah dia ke kedudukan yang terpuji seperti yang
telah Engkau janjikan kepadanya, " maka ia akan mendapat syafaatku kelak
di hari kiamat.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara munfarid, tanpa Imam Muslim.
Hadis Ubay ibnu Ka'b.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْأَزْدِيُّ،
حَدَّثَنَا زُهَيْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ
بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا كَانَ
يَوْمُ الْقِيَامَةِ، كَنْتُ إِمَامَ الْأَنْبِيَاءِ وَخَطِيبَهُمْ،
وَصَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيْرَ فَخْر
Imam Ahmad telah mengatakan,, telah menceritakan kepada kami Abu Amir
Al-Azdi, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu Muhammad, dari
Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil, dari At-Tufail ibnu Ubay ibnu Ka'b,
dari ayahnya, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:Apabila hari kiamat
tiba, saya menjadi pemimpin para nabi, khatib (pembicara) mereka, dan
pemilik syafaat mereka, tanpa membanggakan diri.
Imam Turmuzi mengetengahkan hadis ini melalui riwayat Abu Amir Abdul
Malik ibnu Amr Al-Aqdi. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan
sahih. Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Muhammad
ibnu Aqil dengan sanad yang sama.
Dalam pembahasan terdahulu dalam hadis Ubay ibnu Ka'b mengenai bacaan
Al-Qur'an yang terdiri atas tujuh dialek disebutkan bahwa di akhir hadis
tersebut dikatakan:
"فَقُلْتُ: اللَّهُمَّ، اغْفِرْ لِأُمَّتِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِأُمَّتِي، وَأَخَّرْتُ الثَّالِثَةَ لِيَوْمٍ يَرْغَبُ إِلَيَّ فِيهِ
الْخَلْقُ، حَتَّى إبراهيم عليه السلام"
Maka aku .berdoa, "Ya Allah, berilah ampun kepada umatku. Ya Allah,
berilah ampun kepada umatku, " dan aku tangguhkan permintaan yang ketiga
buat suatu hari yang di hari itu semua makhluk memerlukan pertolonganku
hingga Nabi Ibrahim a.s.
Hadis Anas ibnu Malik.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبة، حَدَّثَنَا قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَجْتَمِعُ
الْمُؤْمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُلْهَمُونَ ذَلِكَ فَيَقُولُونَ:
لَوِ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا، فَأَرَاحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا.
فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: يَا آدَمُ، أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ،
خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ
أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ، فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ حَتَّى يُرِيحَنَا
مِنْ مَكَانِنَا هَذَا. فَيَقُولُ لَهُمْ آدَمُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ،
وَيَذْكُرُ ذَنْبَهُ الَّذِي أَصَابَ، فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ، عَزَّ
وَجَلَّ، مِنْ ذَلِكَ، وَيَقُولُ: وَلَكِنِ ائْتُوا نُوحًا، فَإِنَّهُ
أَوَّلُ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ. فَيَأْتُونَ
نُوحًا فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَةَ سُؤَالَهُ
رَبَّهُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ عِلْمٌ، فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ مِنْ ذَلِكَ،
وَلَكِنِ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ خَلِيلَ الرَّحْمَنِ. فَيَأْتُونَهُ
فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُوسَى، عَبْدًا كَلَّمَهُ
اللَّهُ، وَأَعْطَاهُ التَّوْرَاةَ. فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ: لَسْتُ
هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ لَهُمُ النَّفْسَ الَّتِي قَتَلَ بِغَيْرِ نَفْسٍ
فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ مِنْ ذَلِكَ، وَلَكِنِ ائْتُوا عِيسَى عَبْدَ
اللَّهِ وَرَسُولَهُ، وَكَلِمَتَهُ وَرُوحَهُ، فَيَأْتُونَ عِيسَى
فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُحَمَّدًا عَبْدًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَأْتُونِي". قَالَ
الْحَسَنُ هَذَا الْحَرْفُ: "فَأَقُومُ فَأَمْشِي بَيْنَ سِماطين مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ". قَالَ أَنَسٌ: "حَتَّى أَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي،
فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ لَهُ -أَوْ: خَرَرْتُ -سَاجِدًا
لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي". قَالَ: "ثُمَّ
يُقَالُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، قُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ تَشَفَّعْ، وَسَلْ
تُعْطَهُ. فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه،
ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا، فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ": "ثُمَّ
أَعُودُ إِلَيْهِ الثَّانِيَةَ، فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ -أَوْ:
خَرَرْتُ -سَاجِدًا لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
يَدَعَنِي. ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، قُلْ يُسْمَعْ، وَسَلْ
تُعْطَهُ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُهُ
بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا،
فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ، ثُمَّ أَعُودُ فِي الثَّالِثَةِ؛ فَإِذَا
رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ -أَوْ: خَرَرْتُ -سَاجِدًا لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي
مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي، ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ،
قُلْ يُسْمَعْ، وَسَلْ تُعْطَهُ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ رَأْسِي
فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي
حَدًّا فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ. ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ:
يَا رَبِّ، مَا بَقِيَ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ". فَحَدَّثَنَا
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "فَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"
وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيْرَةً، ثُمَّ
يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" وَكَانَ
فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّة ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ
النَّارِ مَنْ قَالَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" وَكَانَ فِي قَلْبِهِ
مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id,
telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Arubah, telah menceritakan
kepada kami Qatadah, dari Anas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
bahwa pada hari kiamat orang-orang mukmin berkumpul setelah mereka
mengalami penderitaan tersebut. Lalu mereka berkata, "Sebaiknya kita
meminta syafaat kepada Tuhan, agar Dia membebaskan kita dari tempat yang
penuh dengan penderitaan ini." Maka mereka datang kepada Adam dan
berkata, "Hai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah telah
menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahkan para malaikat
untuk bersujud kepadamu, serta Allah telah mengajarkan kepadamu nama
segala sesuatu. Maka mohonkanlah syafaat buat kami kepada Tuhanmu agar
Dia membebaskan kita dari tempat kita ini." Nabi Adam menjawab mereka,
"Saya bukanlah orang yang kalian harapkan", lalu Adam menyebutkan dosa
yang pernah dilakukannya, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan Yang
Mahaagung lagi Mahamulia untuk meminta syafaat itu. Lalu ia berkata,
"Sebaiknya kalian datang kepada Nuh, karena dia adalah rasul yang
mula-mula diutus oleh Allah untuk penduduk bumi." Maka mereka datang
kepada Nabi Nuh, lalu ia menjawab, "Saya bukanlah orang yang dapat
kalian harapkan," kemudian Nabi Nuh menyebutkan suatu kesalahan, yaitu
ia pernah meminta kepada Tuhan sesuatu yang tiada pengetahuan baginya
tentang hal ifu, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan untuk meminta
syafaat yang mereka minta itu. Dan Nuh a.s. mengatakan, "Sebaiknya
kalian pergi kepada Nabi Ibrahim a.s., kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah."
Mereka datang kepada Nabi Ibrahim a.s., tetapi Nabi Ibrahim a.s.
menjawab, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan. Sebaiknya
datanglah kalian kepada Musa, seorang hamba yang pernah diajak bicara
langsung oleh Allah dan Allah telah memberinya kitab Taurat." Mereka
datang kepada Musa, tetapi Musa menjawab, "Saya bukanlah orang yang
kalian maksudkan," lalu Musa menyebutkan bahwa ia pernah membunuh
seseorang tanpa mendapat balasan qisas, sehingga ia merasa malu kepada
Tuhan untuk meminta syafaat yang mereka kehendaki itu. Dan ia
mengatakan, "Sebaiknya datanglah kalian kepada Isa, hamba dan Rasul
Allah, serta kalimah dan roh-Nya." Mereka datang kepada Isa, tetapi Isa
berkata, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan. Sebaiknya datanglah
kamu kepada Muhammad, seorang hamba yang telah diberi ampun oleh Allah
Swt. atas semua dosanya yang terdahulu dan yang kemudian." Mereka
datang kepadaku menurut Al-Hasan terjadi perubahan dalam ungkapan hadis,
lalu aku bangkit dan berjalan di antara dua barisan kaum mukmin Anas
melanjutkan kisahnya sehingga aku menghadap kepada Tuhan dan meminta
izin untuk bersua dengan-Nya. Manakala aku melihat Tuhanku, maka aku
menjatuhkan diri (menyungkur) bersujud kepada Tuhanku, dan Tuhanku
membiarkan diriku dalam keadaan seperti itu selama apa yang Dia
kehendaki. Kemudian Allah Swt. berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah
mukamu. Katakanlah, perkataanmu didengar. Dan mintalah syafaat, kamu
diberi izin untuk memberi syafaat. Dan mintalah, pasti kamu diberi apa
yang kamu minta!" Maka aku mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan
pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Lalu aku memberi syafaat, dan Allah
memberikan batasan jumlah tertentu kepadaku, maka aku masukkan mereka ke
dalam surga. Kemudian aku kembali kepada-Nya untuk kedua kalinya; dan
apabila aku melihat-Nya, maka aku menjatuhkan diri atau menyungkur
bersujud kepada-Nya, dan Dia membiarkan diriku dalam keadaan demikian
selama apa yang dikehendaki-Nya. Lalu Allah Swt. berfirman, "Angkatlah
mukamu, hai Muhammad. Katakanlah, perkataanmu pasti didengar. Mintalah,
permintaanmu pasti dikabulkan. Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi
izin untuk memberi syafaat!" Maka aku mengangkat mukaku dan memuji-Nya
dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafaat,
dan Dia memberikan batasan kepadaku jumlah tertentu, lalu aku masukkan
mereka ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada-Nya untuk ketiga
kalinya; dan manakala aku melihat-Nya, maka aku menjatuhkan diri atau
menyungkur bersujud kepada-Nya. Dia membiarkan diriku dalam keadaan
seperti itu selama apa yang Dia kehendaki. Sesudah itu Allah Swt.
berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah mukamu. Katakanlah, perkataanmu
pasti di dengar. Mintalah, permintaanmu pasti diberikan. Dan mintalah
syafaat, tentulah kamu diberi izin untuk memberi syafaat!" Maka aku
mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan
kepadaku. Kemudian saya memberikan syafaat, dan Dia memberikan batasan
sejumlah orang tertentu kepadaku, maka aku masukkan mereka ke dalam
surga. Selanjutnya aku kembali kepada-Nya untuk keempat kalinya dan
mengatakan kepada-Nya, "Wahai Tuhanku, tiada yang tersisa lagi selain
orang-orang yang ditahan di dalam neraka oleh Al-Qur'an." Sahabat Anas
telah menceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw. bersabda: Maka
dikeluarkanlah dari neraka orang yang pernah mengucapkan "Tidak ada
Tuhan selain Allah", dan di dalam hatinya terdapat sedikit kebaikan
seberat biji gandum. Kemudian dikeluarkan pula dari neraka orang yang
pernah mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam
hatinya ' terdapat sedikit kebaikan sebesar biji jewawut. Kemudian
dikeluarkan pula dari neraka orang yang pernah mengucapkan "Tidak ada
Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam hatinya terdapat sedikit
kebaikan sebesar semut yang paling kecil.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui riwayat Syu'bah dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui Affan, dari
Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Anas dengan teks yang cukup
panjang.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا
حَرْبُ بْنُ مَيْمُونٍ أَبُو الْخَطَّابِ الْأَنْصَارِيُّ، عَنِ النَّضْرِ
بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: حَدَّثَنِي نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنِّي لَقَائِمٌ أَنْتَظِرُ أُمَّتِي
تَعْبُرُ الصِّرَاطَ، إِذْ جَاءَنِي عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ:
هَذِهِ الْأَنْبِيَاءُ قَدْ جَاءَتْكَ يَا مُحَمَّدُ يَسْأَلُونَ -أَوْ
قَالَ: يَجْتَمِعُونَ إِلَيْكَ -ويَدْعُون اللَّهَ أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ
جَمِيعِ الْأُمَمِ إِلَى حَيْثُ يَشَاءُ اللَّهُ، لِغَمِّ مَا هُمْ فِيهِ،
فَالْخَلْقُ مُلجَمون بِالْعَرَقِ، فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَهُوَ عَلَيْهِ
كالزكْمَة، وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيَغْشَاهُ الْمَوْتُ، فَقَالَ: انْتَظِرْ
حَتَّى أَرْجِعَ إِلَيْكَ. فَذَهَبَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَلَقِيَ مَا لَمْ يَلْقَ
مَلَك مُصْطَفًى وَلَا نَبِيٌّ مُرْسَلٌ. فَأَوْحَى اللَّهُ، عَزَّ
وَجَلَّ، إِلَى جِبْرِيلَ: أَنِ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، وَقُلْ لَهُ:
ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَسَلْ تُعطَه، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فشفَعتُ فِي
أُمَّتِي: أَنْ أُخْرِجَ مِنْ كُلِّ تِسْعَةٍ وَتِسْعِينَ إِنْسَانًا
وَاحِدًا. فَمَا زِلْتُ أَتَرَدَّدُ إِلَى رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، فَلَا
أَقْوَمُ مِنْهُ مَقَامًا إِلَّا شُفِّعْتُ، حَتَّى أَعْطَانِي اللَّهُ
مِنْ ذَلِكَ، أَنْ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَدْخِلْ [مِنْ أُمَّتِكَ] مِنْ
خَلْقِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ يَوْمًا وَاحِدًا مُخْلِصًا وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Maimun Abul Khattab
Al-Ansari; dari An-Nadr ibnu Anas, dari Anas yang menceritakan, Nabi
Saw. pernah bercerita kepadanya: bahwa sesungguhnya Nabi Saw.
benar-benar sedang berdiri menunggu umatnya yang sedang menyeberangi
sirat. Tiba-tiba datanglah Nabi Isa kepadanya dan mengatakan,
"Sesungguhnya nabi-nabi ini datang kepadamu, wahai Muhammad, untuk
meminta tolong kepadamu — atau berkumpul kepadamu. Mereka memohon kepada
Allah agar Dia memberikan keputusan peradilan-Nya di antara sesama umat
menurut apa yang dikehendaki-Nya karena kesusahan yang sedang mereka
alami. Semua makhluk tenggelam di dalam keringatnya; orang mukmin
terendam oleh keringatnya sampai batas telinganya, adapun orang kafir
diliputi oleh kematian (yakni tenggelam seluruhnya)." Maka Nabi Saw.
bersabda, "Tunggulah saya hingga saya kembali lagi kepadamu." Lalu Nabi
Saw. pergi dan berdiri di bawah ' Arasy, maka Nabi Saw. menjumpai
hal-hal yang belum pernah dijumpai oleh malaikat yang terpilih dan belum
pernah (pula) oleh seorang nabi yang diutus. Lalu Allah Swt. berfirman
kepada Malaikat Jibril, "Pergilah kamu kepada Muhammad dan katakanlah
kepadanya agar dia mengangkat kepalanya. Suruhlah dia agar meminta,
pasti diberi; dan mintalah syafaat, pasti diberi izin untuk memberikan
syafaat." Maka aku (Nabi Saw.) memberikan syafaat kepada umatku, yaitu
dengan mengeluarkan seseorang dari setiap sembilan puluh sembilan orang
di antara mereka. Saya terus-menerus bolatebalik menghadap kepada Tuhan,
dan tidak sekali-kali saya menghadap kepada-Nya melainkan diberi izin
memberi syafaat, sehingga pada akhirnya Allah Swt. berfirman kepada saya
sebagai karunia dari-Nya: Hai Muhammad, masukkanlah (ke dalam
surga)semua umatmu yang diciptakan oleh Allah Swt., yaitu orang-orang
yang di suatu hari telah bersaksi dengan tulus ikhlas bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah, dan ia mati dalam keadaan berpegang kepada kalimah
ini.
Hadis Buraidah r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ
عَامِرٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ حَصِيرة،
عَنِ ابْنِ بُرَيْدة، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى مُعَاوِيَةَ،
فَإِذَا رَجُلٌ يَتَكَلَّمُ، فَقَالَ بُرَيْدَةُ: يَا مُعَاوِيَةُ،
تَأْذَنُ لِي فِي الْكَلَامِ؟ فَقَالَ: نَعَمْ -وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ
يَتَكَلَّمُ بِمِثْلِ مَا قَالَ الْآخَرُ -فَقَالَ بُرَيْدَةُ: سمعتُ رسولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنِّي لَأَرْجُوَ
أَنْ أُشَفَّعَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَدَدَ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ
شَجَرَةٍ وَمَدَرَةٍ". قَالَ: فَتَرْجُوهَا أَنْتَ يَا مُعَاوِيَةُ، وَلَا
يَرْجُوهَا عَلِيٌّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؟!
Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Al-Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Abu Israil, dari
Al-Haris ibnu Hadirah, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa ia pernah
menghadap Mu'awiyah, tiba-tiba ia menjumpai seseorang sedang
berbicara, maka Buraidah berkata, "Hai Mu'awiyah, bolehkah saya ikut
bicara?" Mu'awiyah menjawab, "Ya." Mu'awiyah menduga bahwa Buraidah
pasti akan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh lelaki
itu. Lalu Buraidah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Sesungguhnya aku berharap akan memberi syafaat di hari kiamat
kepada orang-orang yang jumlahnya sama banyaknya dengan semua pohon dan
rumah yang ada di muka bumi.Buraidah berkata, "Sekarang berharaplah
engkau, hai Mu'awiyah, untuk mendapat syafaat itu, karena Ali r.a. tidak
mengharapkannya."
Hadis ibnu Mas’ud.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَارِمُ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ البُنَاني، عَنْ
عُثْمَانَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ، عَنِ ابْنِ
مَسْعُودٍ قَالَ: جَاءَ ابْنَا مُلَيْكَة إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا إِنَّ أمَّنا [كَانَتْ] تُكْرِمُ الزَّوْجَ،
وَتَعْطِفُ عَلَى الْوَلَدِ -قَالَ: وَذَكَرَ الضَّيْفَ -غَيْرَ أَنَّهَا
كَانَتْ وَأَدَتْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ؟ فَقَالَ: "أُمُّكُمَا فِي
النَّارِ". قَالَ: فَأَدْبَرَا وَالسُّوءُ يُرَى فِي وُجُوهِهِمَا،
فَأُمِرَ بِهِمَا فَرُدَّا، فَرَجَعَا وَالسُّرُورُ يُرَى فِي
وُجُوهِهِمَا؛ رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ قَدْ حَدَثَ شَيْءٌ، فَقَالَ: "أُمِّي
مَعَ أُمِّكُمَا". فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْمُنَافِقِينَ: وَمَا يُغْنِي
هَذَا عَنْ أُمِّهِ شَيْئًا! وَنَحْنُ نَطَأُ عَقِبَيْهِ. فَقَالَ رَجُلٌ
مِنَ الْأَنْصَارِ -وَلَمْ أَرَ رَجُلًا قَطُّ أَكْثَرَ سُؤَالًا مِنْهُ-:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ وَعَدَكَ رَبُّكَ فِيهَا أَوْ فِيهِمَا؟. قَالَ:
فَظَنَّ أَنَّهُ مِنْ شَيْءٍ قَدْ سَمِعَهُ، فَقَالَ: "مَا شَاءَ اللَّهُ
رَبِّي وَمَا أَطْمَعَنِي فِيهِ، وَإِنِّي لَأَقُومُ الْمَقَامَ
الْمَحْمُودَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ". فقالَ الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، وَمَا ذَاكَ المقام المحمود؟ قال:" ذاك إذا جِيءَ بِكُمْ حُفَاةً
عُرَاةً غُرْلًا فَيَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُكْسَى إِبْرَاهِيمُ، عَلَيْهِ
السَّلَامُ، فَيَقُولُ: اكْسُوا خَلِيلِي. فَيُؤْتَى بِرَيْطَتَيْنِ
بَيْضَاوَيْنِ، فَيَلْبَسُهُمَا ثُمَّ يُقْعِدُهُ مُسْتَقْبِلَ الْعَرْشِ،
ثُمَّ أُوتَى بِكِسْوَتِي فَأَلْبَسُهَا، فَأَقُومُ عَنْ يَمِينِهِ
مَقَامًا لَا يَقُومُهُ أَحَدٌ، فَيَغْبِطُنِي فِيهِ الْأَوَّلُونَ
وَالْآخِرُونَ. وَيُفْتَحُ نَهْرٌ مِنَ الْكَوْثَرِ إِلَى الْحَوْضِ".
فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: إِنَّهُ مَا جَرَى مَاءٌ قَطُّ إِلَّا عَلَى
حَالٍ أَوْ رَضْرَاضٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ "حَالُهُ الْمِسْكُ، وَرَضْرَاضُهُ التُّوم". [قَالَ
الْمُنَافِقُ: لَمْ أَسْمَعْ كَالْيَوْمِ. قلَّما جَرَى مَاءٌ قَطُّ عَلَى
حَالٍ أَوْ رَضْرَاضٍ، إِلَّا كَانَ لَهُ نَبْتَةٌ. فَقَالَ
الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ لَهُ نَبْتٌ؟ قَالَ "نَعَمْ،
قُضْبَانُ الذَّهَبِ"]. قَالَ الْمُنَافِقُ: لَمْ أَسْمَعْ كَالْيَوْمِ،
فَإِنَّهُ قَلَّمَا يَنْبُتُ قَضِيبٌ إِلَّا أَوْرَقَ، وَإِلَّا كَانَ لَهُ
ثَمَرٌ! قَالَ الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ لَهُ ثَمَرَةٌ؟
قَالَ: "نَعَمْ، أَلْوَانُ الْجَوْهَرِ، وَمَاؤُهُ أَشَدَّ بَيَاضًا مِنَ
اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهُ شَرْبَةً لَا
يَظْمَأُ بَعْدَهُ، وَمَنْ حُرِمَهُ لَمْ يَرْوَ بَعْدَهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Arim ibnul Fadl,
telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnul Fadl, telah menceritakan
kepada kami Sa'id ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Hakam Al-Bannani, dari Usman, dari Ibrahim, dari Akjamah dan Al-Aswad,
dari Ibnu Mas'ud yang menceritakan bahwa dua orang anak Mulaikah datang
menghadap Nabi Saw. Lalu keduanya berkata, "Sesungguhnya ibu kami sangat
menghormati suaminya dan kasih sayang kepada anak-anaknya." Disebutkan
pula bahwa ibunya suka menghormati tamu, hanya saja ia pernah mengubur
hidup-hidup anak perempuannya di masa Jahiliyah (dan ibunya telah mati
di masa Jahiliyah). Maka Nabi Saw. bersabda: Ibumu berdua berada di
dalam neraka.Lalu keduanya pergi dengan wajah yang muram penuh duka,
kemudian Nabi Saw. memerintahkan agar keduanya kembali. Maka kembalilah
keduanya, sedangkan wajah keduanya kelihatan gembira karena berhaiap
bahwa sesuatu telah terjadi perubahan (terhadap nasib ibu mereka). Nabi
Saw. bersabda: Ibuku bersama-sama dengan ibu kamu berdua. Maka
berkatalah seorang lelaki dari kaum munafik, "Orang ini (maksudnya Nabi
Saw.) tidak dapat memberi manfaat (pertolongan syafaat) kepada ibunya
sendiri barang sedikit pun," sedangkan kami menginjak kedua telapak
kakinya (agar diam). Maka berkatalah seorang lelaki dari kalangan Ansar
yang menurut Buraidah belum pernah melihat seseorang yang lebih banyak
bertanya selain dari dia—, "Wahai Rasulullah, apakah Tuhanmu telah
menjanjikan kepadamu sesuatu sehingga engkau dapat menolong wanita itu
atau kedua orang itu?" Buraidah menduga bahwa sabda Nabi Saw. berikut
pernah ia dengar sebelumnya, yaitu: Apa yang dikehendaki oleh Allah
Tuhanku (pasti terjadi). Alangkah inginnya aku untuk mendapatkannya,
sesungguhnya aku pada hari kiamat berdiri di tempat yang terpuji.Orang
Ansar itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan
kedudukan yang terpuji itu?" Nabi Saw. bersabda, "Yang demikian itu
terjadi di saat kalian telah dihadapkan dalam keadaan telanjang, tak
beralas kaki, serta tidak berkhitan. Maka orang yang mula-mula diberi
pakaian ialah Ibrahim a.s. Allah berfirman, 'Berilah kekasih-Ku
pakaian!' Maka didatangkanlah dua lapis jubah putih, lalu dipakaikan
kepadanya. Kemudian Ibrahim a.s. didudukkan di tempat yang menghadap ke
arah 'Arasy. Lalu didatangkanlah pakaianku dan aku memakainya, lalu aku
berdiri di sebelah kanan Ibrahim a.s., yaitu di suatu tempat yang tiada
seorang pun berani mendudukinya; sehingga semua orang yang terdahulu dan
yang kemudian iri melihatku duduk di tempat itu (yakni
menginginkannya)." Kemudian dibukalah bagi mereka aliran Sungai
Al-Kausar (salah satu sungai surga) hingga membentuk telaga. Orang
munafik itu berkata, "Sesungguhnya air itu tidak dapat mengalir kecuali
di atas tanah atau batu kerikil." Rasulullah Saw. menjawab, "Tanahnya
adalah minyak kesturi dan batu kerikilnya adalah mutiara." Orang munafik
itu berkata lagi, "Saya belum pernah mendengar hal seperti hari ini.
Sesungguhnya jarang sekali air mengalir di atas tanah atau batu kerikil,
melainkan pasti ada tumbuh-tumbuhannya." Maka bertanyalah lelaki dari
kalangan Ansar itu, "Wahai Rasulullah, apakah di pinggir sungai itu ada
tumbuh-tumbuhannya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya, batangnya dari
emas." Orang munafik itu berkata, "Saya belum pernah mendengar hal
seperti hari ini. Sesungguhnya jarang sekali ada batang pohon tumbuh,
melainkan ada dedaunannya dan pasti ada buahnya." Maka lelaki Ansar itu
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah pohonnya ada buahnya?" Nabi Saw.
bersabda: Ya, buah-buahannya adalah intan berlian yang beraneka warna,
dan airnya lebih putih daripada susu serta rasanya lebih manis daripada
madu. Barang siapa yang meminum sekali minum darinya, tentu tidak akan
haus lagi sesudahnya; dan barangsiapa yang tidak dapat meminumnya,
tentulah dia merasa kehausan terus sesudahnya.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya
ibnu Salamah ibnu Kahil, dari ayahnya, dari Abuz Za'ra, dari Abdullah
yang mengatakan bahwa kemudian Allah Swt. memberikan izin untuk memberi
syafaat. Maka bangkitlah Ruhul Qudus, yaitu Malaikat Jibril (untuk
memberi syafaat); setelah itu bangkitlah Ibrahim kekasih Allah memberi
syafaat, dan disusul oleh Isa atau Musa.
Abuz Za'ra mengatakan bahwa ia tidak ingat lagi yang manakah yang
dimaksud dari keduanya (Isa ataukah Musa). Abu Za'ra melanjutkan
kisahnya, bahwa lalu bangkitlah Nabi kalian (Nabi Muhammad Saw.) sebagai
orang yang keempat, maka dia memberikan syafaatnya. Tiada seorang pun
yang memberikan syafaat lebih banyak daripada dia sesudahnya, dan hal
inilah yang dimaksud dengan kedudukan terpuji yang tertera di dalam
firman Allah Swt.: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji. (Al-Isra: 79)
Hadis Ka'b ibnu Malik r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا الزُّبَيْدِيُّ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ [بْنِ كَعْبِ]
بْنِ مَالِكٍ، عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يُبْعَثُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي عَلَى تَلٍّ، وَيَكْسُونِي
رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، حُلَّةً خَضْرَاءَ ثُمَّ يُؤْذَنُ لِي فَأَقُولُ
مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ أَقُولَ، فَذَلِكَ الْمَقَامُ الْمَحْمُودُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abdu
Rabbihi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Harb, telah
menceritakan kepada kami Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Abdur Rahman
ibnu Abdullah ibnu Ka'b ibnu Malik, dari Ka'b ibnu Malik, bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Manusia dibangkitkan pada hari kiamat,
maka aku dan umatku berada di sebuah lereng, dan Tuhanku memberiki
pakaian yang berwarna hijau. Kemudian aku diberi izin (untuk memberi
syafaat),maka aku memohon kepada-Nya sebanyak apa yang dikehendaki
oleh-Nya. Itulah yang dimaksud dengan kedudukan yang terpuji.
Hadis Abu Darda r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة،
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابن
جُبَير، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَا أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ
بِالسُّجُودِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ
أَنْ يَرْفَعَ رَأْسَهُ، فَأَنْظُرُ إِلَى مَا بَيْنَ يَدِي، فَأَعْرِفُ
أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، وَمِنْ خَلْفِي مِثْلَ ذَلِكَ، وَعَنْ
يَمِينِي مِثْلَ ذَلِكَ، وَعَنْ شِمَالِي مِثْلَ ذَلِكَ". فَقَالَ رَجُلٌ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ تَعْرِفُ أُمَّتَكَ مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ،
فِيمَا بَيْنَ نُوحٍ إِلَى أُمَّتِكَ؟ قَالَ: "هُمْ غُرٌّ مُحَجَّلُون،
مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، لَيْسَ أَحَدٌ كَذَلِكَ غَيْرُهُمْ،
وَأَعْرِفُهُمْ أَنَّهُمْ يُؤتَونَ كُتُبَهُمْ بِأَيْمَانِهِمْ،
وَأَعْرِفُهُمْ تَسْعَى بين أيديهم ذريتهم"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami
Yazid ibnu Habib, dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abu Darda yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah orang yang
mula-mula diberi izin untuk bersujud pada hari kiamat (untuk memohon
syafaat), dan aku adalah orang yang mula-mula diberi izin untuk
mengangkat kepalanya, sehingga aku dapat melihat pemandangan yang ada di
hadapanku, maka aku dapat mengenal umatku di antara umat-umat lainnya.
Dan aku melihat hal yang sama di arah belakangku, juga di arah sebelah
kanan dan kiriku. Maka ada seseorang yang bertanya, "Wahai Rasulullah,
bagaimanakah engkau mengenal umatmu di antara umat-umat lainnya yang di
mulai dari umat Nabi Nuh sampai dengan umatmu?" Nabi Saw. bersabda:
Mereka mengeluarkan cahaya putih dari bekas semua anggota wudunya, tiada
seorang pun yang mempunyai ciri khas itu selain dari mereka. Saya
mengenal mereka bahwa kitab catatan amal perbuatan mereka diberikan dari
sebelah kanannya, dan saya mengenal mereka karena anak cucu mereka
berjalan di depan mereka.
Hadis Abu Hurairah r. a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو حَيَّان، حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة بْنِ عَمْرِو
بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَتَى رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَحْمٍ، فَرُفع إِلَيْهِ الذِّرَاعُ
-وَكَانَتْ تَعْجِبُهُ -فَنَهَسَ مِنْهَا نَهْسة ، ثُمَّ قَالَ: "أَنَا
سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَهَلْ تَدْرُونَ مِمَّ ذَاكَ؟
يَجْمَعُ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخَرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ،
يُسْمعهم الدَّاعِي ويَنفذُهم الْبَصَرُ، وَتَدْنُو الشَّمْسُ فَيَبْلُغُ
النَّاسَ مِنَ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَلَا
يَحْتَمِلُونَ. فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ: [أَلَّا تَرَوْنَ
إِلَى مَا أَنْتُمْ فِيهِ؟ أَلَا تَرَوْنَ إِلَى مَا قَدْ بَلَغَكُمْ؟
أَلَا تَنْظُرُونَ مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ؟
فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ]: أَبُوكُمْ آدَمُ!. فَيَأْتُونَ
آدَمَ، فَيَقُولُونَ: يَا آدَمُ، أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ، خَلَقَكَ اللَّهُ
بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ
فَسَجَدُوا لَكَ؛ فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ
فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ آدَمُ: إِنَّ رَبِّي
قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ
يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ نَهَانِي عَنِ الشَّجَرَةِ
فَعَصَيْتُهُ، نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي! اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي،
اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ. فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ: يَا نُوحُ،
أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، وَسَمَّاكَ اللَّهُ
عَبْدًا شَكُورًا، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ
فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ نُوحٌ: إِنَّ رَبِّي
قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ
يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ عَلَى
قَوْمِي، نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي! اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا
إِلَى إِبْرَاهِيمَ. فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ: يَا
إِبْرَاهِيمُ، أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ،
[اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ] أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى
مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ: إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ
غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ
مِثْلَهُ، فَذَكَرَ كَذِبَاتِهِ نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي [اذْهَبُوا
إِلَى غَيْرِي] اذْهَبُوا إِلَى مُوسَى.فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُونَ:
يَا مُوسَى، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ، اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالَاتِهِ
وَبِكَلَامِهِ عَلَى النَّاسِ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى
مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ لَهُمْ
مُوسَى: إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ
قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنِّي قَتَلْتُ
نَفْسًا لَمْ أُومَرْ بِقَتْلِهَا، نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي، اذْهَبُوا
إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى. فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُونَ:
يَا عِيسَى، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى
مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ -قَالَ: هَكَذَا هُوَ -وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِي
الْمَهْدِ، فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟
أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ لَهُمْ عِيسَى: إِنَّ رَبِّي
قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ
يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَلَمْ يَذْكُرْ ذَنْبًا، اذْهَبُوا إِلَى
غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى مُحَمَّدٍ. فَيَأْتُونِي فَيَقُولُونَ: يَا
مُحَمَّدُ، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ، وَخَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ، غَفَرَ
اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَاشْفَعْ
لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ
بَلَغَنَا؟ فَأَقُومُ فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ، فَأَقَعُ سَاجِدًا
لِرَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ، وَيُلْهِمُنِي
مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ مَا لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى
أَحَدٍ قَبْلِي. فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ، ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَسَلْ
تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَقُولُ: يَا رَبِّ، أُمَّتِي أُمَّتِي،
يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي، يَا رَبِّ، أُمَّتِي أُمَّتِي! فَيُقَالُ:
يَا مُحَمَّدُ: أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ
الْبَابِ الْأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَهُمْ شُرَكَاءُ
النَّاسِ فِيمَا سِوَاهُ مِنَ الْأَبْوَابِ". ثُمَّ قَالَ: "وَالَّذِي
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَمَا بَيْنَ مِصْراعين مِنْ مَصَارِيعِ
الْجَنَّةِ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَر، أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ
وبُصْرَى".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id,
telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan, telah menceritakan kepada
kami Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menerima kiriman daging yang telah
dimasak, lalu disuguhkan kepada beliau kaki kambing yang disukainya.
Maka beliau memakan sebagian darinya sekali makan, kemudian bersabda,
"Aku adalah penghulu umat manusia di hari kiamat. Tahukah kalian mengapa
demikian?"Allah pada hari kiamat menghimpun semua orang yang terdahulu
dan yang kemudian di suatu tanah lapang. Mereka digiring ke tempat itu
oleh suara yang,terdengar oleh mereka semua, dan mereka semua terlihat
berada dalam pengawasan. Matahari berada di dekat mereka, sehingga
manusia saat itu mengalami penderitaan dan malapetaka yang tidak kuat
mereka sanggah. Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang
lain, "Tidakkah kalian merasakan apa yang sedang kalian derita yang
tidak mampu kalian sanggah ini? Tidakkah kalian mencari orang yang dapat
meminta syafaat bagi kalian kepada Tuhan kalian?" Maka sebagian dari
mereka menjawab, "Sebaiknya kalian datang kepada Adam." Maka mereka
datang kepada Adam a.s. dan berkata, "Hai Adam, engkau adalah bapak
manusia- Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri
dan Dia telah meniupkan sebagian dari roh-Nya kepadamu, serta Dia telah
memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadamu. Maka
mintakanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau melihat
apa yang sedang kami alami, betapa menderitanya kami." Adam a.s.
menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sedang murka dengan
kemurkaan yang belum pernah Dia alami sebelumnya semisal sekarang, dan
Dia tidak akan murka lagi sesudahnya seperti murka-Nya pada hari ini.
Sesungguhnya Dia pernah melarangku mendekati sebuah pohon, tetapi aku
mendurhakai-Nya. Sekarang aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri
saja. Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Nuh."
Mereka datang kepada Nuh dan mengatakan, "Hai Nuh, engkau adalah
mula-mula rasul di muka bumi, Allah telah memberimu nama seorang hamba
yang banyak bersyukur. Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami.
Tidakkah engkau lihat penderitaan yang kami alami? Tidakkah engkau lihat
bagaimana keadaan kami sekarang?" Nuh menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku
hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang belum pernah dialami-Nya
semisal dengan hari ini, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya dengan
kemurkaan seperti hari ini. Dan sesungguhnya aku pernah memanjatkan
suatu doa kepada-Nya untuk kebinasaan umatku. Maka pada hari ini aku
hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada selain
aku, pergilah kalian kepada Ibrahim." Mereka datang kepada Ibrahim dan
mengatakan kepadanya, "Hai Ibrahim, engkau adalah nabi Allah dan
kekasih-Nya dari kalangan penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada
Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami? Tidakkah
engkau lihat keadaan kami?" Maka Ibrahim menjawab, "Sesungguhnya tuhanku
pada hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang tidak pernah
dilakukan-Nya sebelum itu, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya
dengan kemurkaan seperti hari ini," lalu Ibrahim menyebutkan beberapa
kedustaan yang pernah dilakukannya. Karena itu, ia mengatakan, "Aku
hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada orang
lain, pergilah kalian kepada Musa." Mereka datang kepada Musa dan
mengatakan, "Hai Musa, engkau adalah rasul Allah, Allah telah memilihmu
untuk membawa risalah-Nya dan berbicara langsung dengan-Nya untuk engkau
sampaikan kepada manusia. Makamintakanlah syafaat kepada Tuhanmu buat
kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami, tidakkah engkau lihat
keadaan kami?" Musa menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku sedang murka dengan
kemurkaan yang tidak pernah dilakukan-Nya sebelum hari ini, dan di masa
mendatang Dia tidak akan murka lagi dengan kemurkaan seperti sekarang.
Sesungguhnya aku pernah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan
untuk membunuhnya. Sekarang aku hanya dapat menyelamatkan diriku
sendiri saja. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kalian kepada
Isa." Mereka datang kepada Isa dan mengatakan, "Hai Isa engkau adalah
rasul Allah, engkau diciptakan melalui perintah Allah yang disampaikan
kepada Maryam melalui tiupan roh (ciptaan)-Nya, dan engkau dapat
berbicara kepada manusia selagi engkau masih bayi dalam usia buaian.
Maka mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau
lihat penderitaan kami, tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Isa
menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sedang dalam keadaan murka
dengan kemurkaan yang belum pernah dilakukan-Nya sebelum ini, dan di
masa mendatang Dia tidak akan murka lagi seperti kemurkaan-Nya pada hari
ini.'Tetapi Isa tidak menyebutkan suatu dosa pun, dan ia mengatakan,
"Aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada
orang lain, pergilah kalian kepada Muhammad Saw." Maka mereka datang
kepada Nabi Muhammad Saw. dan mengatakan, "Hai Muhammad, engkau adalah
utusan Allah dan Nabi terakhir, sesungguhnya Allah telah mengampuni
semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian. Maka mohonkanlah syafaat
kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami?
Tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Nabi Saw. bersabda, "Maka aku
bangkit dan mendatangi bagian bawah' Arasy, lalu aku menyungkur bersujud
kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan bagiku dan memberiku ilham
cara memuji dan me-nyanjung-Nya dengan pujian dan sanjungan yang belum
pernah Dia ajarkan kepada seorang pun sebelumku. Maka dikatakan
kepadaku, 'Hai Muhammad, angkatlah mukamu; dan mintalah, pasti engkau
diberi apa yang kamu minta; dan mintalah syafaat, tentu engkau akan
diberi izin memberikan syafaat.' Maka aku mengangkat mukaku dan berkata,
'Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku. Wahai Tuhanku, selamatkanlah
umatku. Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku.' Dikatakan kepadaku, 'Hai
Muhammad, masukkanlah ke dalam surga dari kalangan umatmu orang-orang
yang tidak ada hisabnya melalui pintu surga yang ada di sebelah kanan,
sedangkan pintu-pintu lainnya buat semua orang yang lainnya
bersama-sama'." Kemudian Nabi Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwa
Muhammad ini berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak
di antara kedua sisi pintu surga itu sama dengan jarak antara Mekah dan
Hajar, atau antara Mekah dan Basra."
Hadis ini diketengahkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahihnya masing-masing.
قَالَ مُسْلِمٌ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا الْحَكْمُ بْنُ مُوسَى،
حَدَّثَنَا هِقْلُ بْنُ زِيَادٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي أَبُو
عَمَّارٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فرُّوخ، حَدَّثَنِي أَبُو
هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَوَّلُ
مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ، وَأَوَّلُ شَافِعٍ، وَأَوَّلُ مُشَفَّع"
Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu
Musa, telah menceritakan kepada kami Haql ibnu Ziyad, dari Al-Auza'i,
telah menceritakan kepadaku Abu Ammar, telah menceritakan kepadaku
Abdullah ibnu Farrukh, telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah penghulu
Anak Adam pada hari kiamat, dan orang yang mula-mula dikeluarkan dari
kubur di hari kiamat, orang yang mula-mula diberi izin untuk memberi
syafaat, serta orang yang mula-mula memberi syafaat.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ
دَاوُدَ بْنِ يَزِيدَ الزَّعَافِرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
{عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا} ، سُئِلَ عَنْهَا
فَقَالَ: "هِيَ الشَّفَاعَةُ "
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Waki', dari Daud ibnu Yazid Az-Za'afiri, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda sehubungan dengan makna ayat ini:mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79) Ketika beliau Saw.
ditanya mengenai makna kedudukan yang terpuji, beliau Saw. menjawab
bahwa kedudukan yang terpuji ialah syafaat.
رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ وَكِيعٍ وَعَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ،
عَنْ دَاوُدَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {عَسَى أَنْ
يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا} قَالَ: "هُوَ الْمَقَامُ الَّذِي
أَشْفَعُ لِأُمَّتِي فِيهِ"
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Waki', dari Muhammad ibnu Ubaid, dari
Daud, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan
makna firman-Nya: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji. (Al-Isra: 79) Maka Nabi Saw. menjawab melalui sabdanya: Yaitu
kedudukan yang darinya aku memberikan syafaat buat umatku.
قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، مَدَّ اللَّهُ
الْأَرْضَ مَدَّ الْأَدِيمِ، حَتَّى لَا يَكُونَ لِبَشَرٍ مِنَ النَّاسِ
إِلَّا مَوْضِعُ قَدَمِهِ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُدْعَى، وَجِبْرِيلُ عَنْ يَمِينِ
الرَّحْمَنِ وَاللَّهِ مَا رَآهُ قَبْلَهَا، فَأَقُولُ رَبِّ، إِنَّ هَذَا
أَخْبَرَنِي أَنَّكَ أَرْسَلْتَهُ إِلَيَّ. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: صَدَقَ، ثُمَّ أُشَفَّعُ. فَأَقُولُ: يَا رَبِّ عِبَادُكَ
عَبَدُوكَ فِي أَطْرَافِ الْأَرْضِ"، قَالَ: "فَهُوَ المقام المحمود"
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari
Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Apabila hari kiamat terjadi, maka bumi digelarkan
seperti kulit yang digelarkan (yakni rata), hingga tiada tempat bagi
seorang manusia pun kecuali hanya untuk kedua telapak kakinya(yakni
penuh sesak dengan manusia). Nabi Saw. melanjutkan sabdanya, "Maka aku
adalah orang yang mula-mula dipanggil, Jibril berada di sebelah kanan
Tuhan Yang Maha Pemurah. Mahasuci lagi Mahatinggi Allah. Demi Allah,
saya belum pernah melihat Jibril dalam rupa seperti itu sebelumnya. Lafu
aku berkata, "Wahai Tuhanku sesungguhnya dia pernah menyampaikan berita
kepadaku bahwa Engkau telah mengutusnya kepadaku.” Allah Swt.
berfirman, "Dia benar." Kemudian aku memohon syafaat dan mengatakan,
"Wahai Tuhanku, tolonglah hamba-hamba-Mu yang telah menyembah-Mu di
berbagai belahan bumi.” Nabi Saw. bersabda, "Itulah yang dimaksud dengan
kedudukan yang terpuji.”
Hadis ini berpredikat mursal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar